
Oleh: Derista Putri
Judul |
Bila Esok Ibu Tiada |
Sutradara |
Rudi Soedjarwo |
Pemeran |
Christine Hakim, Fedi Nuril, Adinia Wirasti, Amanda Manopo, Yasmin Napper, Slamet Rahardjo, Baim Wong, Hana Saraswati, Nunu Datau, Immanuel Caesar Hito |
Durasi |
104 Menit |
Rilis |
14 November 2024 |
Genre |
Drama |
Tersedia di |
CGV, Cinepolis, XXI, dan Netflix. |
Tak ada rumah yang paling sepi dibandingkan dengan rumah seorang ibu yang ditinggalkan anak-anaknya
Bila Esok Ibu Tiada adalah film yang mengisahkan seorang ibu dengan sosok yang selalu memberi tanpa pamrih, meskipun anak-anaknya mulai menjauh. Film ini menggambarkan realitas yang sering terjadi di kehidupan sekarang, bagaimana kasih sayang ibu akan tetap abadi meskipun kesibukan serta waktu merenggut kehangatan di dalam keluarga.
Kasih dari ibu merupakan sumber kekuatan yang tak ternilai harganya. Kita terkadang bertanya-tanya, bagaimana bisa cinta seorang ibu tetap abadi meskipun anaknya mulai hidup terpisah jauh dan mulai larut dalam hiruk-pikuknya dunia. Film Bila Esok Ibu Tiada menjawab pertanyaan itu, dengan menyuguhkan realitas pahit namun tetap bermakna dari harapan dan pengorbanan penuh seorang ibu.
Berawal kisah dari pengenalan sosok ibu dengan empat orang anak, Rahmi, dan keluarganya. Mulanya, rumah yang mereka diami penuh dengan kehangatan, disertai canda tawa, dan kebersamaan. Namun, hal itu mulai berubah semenjak suami Rahmi meninggal dunia. Seiring berjalan waktu, keempat anaknya, yaitu Ranika, Rangga, Rania, dan Hening mulai tumbuh dewasa dan sibuk dengan kehidupan masing-masing.
Adegan berganti menunjukkan hari ulang tahun Rahmi. Terlihat dirinya tengah sibuk berbelanja untuk kebutuhan memasak nanti. Rahmi sangat bersemangat karena hanya di momen-momen seperti inilah keluarganya bisa kembali berkumpul utuh. Sayang, harapannya tidak sesuai kenyataan. Anak-anaknya tak kunjung menunjukkan tanda kedatangan.
Hari sudah mulai larut malam, senyum Rahmi pun sudah hampir memudar. Rupanya penantian terbayarkan, satu persatu anaknya mulai berdatangan membuat senyum Rahmi kembali terbit di wajahnya. Walaupun dirinya menyadari, anak-anaknya pulang ke rumah hanya di saat tertentu saja.
Di tengah makan malam, perdebatan kecil muncul antara Ranika dan Rangga membuat suasana menjadi panas dan penuh kegaduhan. Rahmi memohon kepada anak-anaknya agar tak bertengkar di hari spesial ini. Keengganan untuk berbagi perasaan antar saudara dapat terlihat disini, hubungan yang awalnya sangat erat mulai retak akibat konflik internal yang tak ada ujungnya.
Arti penting kehadiran keluarga setelah mengalami kehilangan

Salah satu bagian paling menyayat hati adalah ketika Rahmi pergi dari rumah tanpa pamit, dengan tubuh yang sudah tak lagi sehat. Tak lupa, ia meninggalkan satu kertas pesan untuk anak-anaknya agar tak perlu terlalu panik saat ia pergi. Rahmi hanya rindu ‘rumahnya’. Di sini kita akan diperlihatkan adegan Rahmi menangis tersedu-sedu karena sangat merindukan suaminya.
Hari demi hari dilewati, namun kondisi Rahmi kian memburuk. Anak bungsu Rahmi, Hening, mulai rutin menjaga Rahmi setiap harinya. Akan tetapi, takdir berkata lain, Rahmi pun meninggal dunia. Luka yang mendalam dirasakan oleh anak-anaknya. Bahkan anak ketiganya, Raina, tak sempat berpamitan untuk terakhir kali kepada ibunya karena ia sedang ditahan di kantor polisi atas tuduhan tak berdasar.
Film Bila Esok Ibu Tiada tidak hanya mengisahkan tentang kehilangan, namun mengajarkan kita bahwa kehadiran dalam keluarga adalah hal yang utama. Film ini seolah menampar kita semua untuk tidak terlena oleh rutinitas dan ambisi, sehingga lupa memberikan waktu dan perhatian kepada orang tua. Dialog dan momen-momen intim dalam setiap adegan akan membuat kita merenung tentang arti sesungguhnya kasih sayang dan kehangatan keluarga.
Secara keseluruhan, film ini berhasil menyajikan narasi yang penuh emosi, pesan moral serta gejolak-gejolak masalah realistis yang bisa dirasakan penonton. Film ini layak ditonton bersama keluarga, karena pesan yang paling dirasakan seusai film berakhir ialah di balik setiap air mata dan kehilangan, tersembunyi harapan dan kehangatan keluarga yang bisa menguatkan kita di masa-masa sulit.