Oleh: Adinda Zahra Noviyanti
Jangan jadikan agama sebagai penghalang mencapai cita-cita. Pun, jangan jadikan cita-cita merusak agama.
Telepon genggamnya berdering. Nomor yang tidak dikenal masuk. Rangga mendapat tawaran photoshoot. Hal tersebut sudah jadi hal yang lumrah sebab ia baru saja dinobatkan sebagai Mister Teen Indonesia Sumatera Utara 2018. Tawaran kali ini adalah yang pertama kalinya, sebelumnya yang masuk lebih banyak dari Pulau Jawa sehingga ditolaknya.
Underwear. Benda ini lah yang harus dipromosikan oleh Rangga. Ia diminta poto hanya menggunakan underware saja. Pikirannya sontak menjurus ke aurat. Memang ia tak lantas menolak. Sebelumnya ia ingin tetap menerima tawaran dengan syarat hanya memegang bendanya saja.
“Atau undrewear-nya di luar celana kayak Supermen,” sahut seorang teman. Akhirnya, karena tidak diterima syaratnya, Rangga menolak tawaran pertama ini. Hal tersebut tak jadi masalah baginya selagi tetap bisa menjaga kaidah Islam.
Rangga Satria Pamungkas. Anak pertama yang kerap disapa Abang Rangga oleh ibunya ini merupakan anak yang sangat menjaga kaidah-kaidah Islam. Manurutnya, Islam adalah agama yang mudah, damai, dan nikmat. Ia tidak pernah merasa terhambat dalam mencapai keinginannya meskipun ada beberapa batasan dalam Islam. Saat photoshoot dalam kontes Mister Teen Indonesia ia tidak pernah mengenakan pakaian yang memperlihatkan auratnya—untuk laki-laki dari pusar hingga lutut.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen USU 2017 ini memang sejak kecil sudah tertarik dengan dunia Male Pageant karena bisa mengasah keberaniannya sekaligus kesukaannya berkomopetisi. Namun di pesantrennya hal tersebut tidak dapat terealisasi sehingga lebih memilih pramuka yang akhirnya pengaruh besar dalam mengubah karakter yang pemalu dan pendiam. Hingga akhirnya memasuki perkuliahan, keinginannya mulai terwadahi lewat kontes Duta Mahasiswa USU 2017. Meski belum menjadi pemenang utama, kontes tersebut merupakan jalan menuju hajatnya.
Lewat kontes ini juga, membantunya menyampaikan pesan-pesan Islam. Hal-hal kecil tentang Islam kerap disampaikan ketika mengisi suatu acara. Begitupun saat menampilkan bakat pada pemilihan Mister Teen Indonesia Sumatera Utara. Ia membawakan pidato dalam Bahasa Arab tentang sejarah Sumpah Pemuda. Hal ini dilakukannya hingga kini jika diundang sebagai pembicara dalam sebuah seminar maupun talkshow inspiratif.
Berbekal kemampuan Bahasa Arab karena sudah mengemban bangku pesantren selama enam tahun ia tak menemukan kendala apapun dalam penampilannya. Ditambah kemampuan public speaking yang diperolah saat menjadi santri di pesantren dalam latihan muhadhoroh. Kemampuannya tersebut dianggapnya punya peran penting sebab menjadi penilaian tersendiri dari penampilan peserta lain.
Sayangnya, hingga kini Rangga belum mendapat restu dari orang tuanya untuk terjun ke dunia Male Peagent. Sehingga, orang tuanya tidak hadir di beberapa kontesnya. Menurut Ibunya kegiatan tersebut, meski tidak tetap bertentangan dengan syariat Islam yaitu mengumbar-umbar diri.
Sebenarnya, Ibu sendiri berharap Rangga menjadi pejuang islam yang taat syariat. Pun menjadi imam mesjid. Bahkan saat menginjak bangku kelas dua sekolah menengah atas Rangga sengaja dijadikan tour leader umroh (orang yang mendampingi jemaah umroh). Dalam keluarga, Rangga selalu dilibatkan pendapatnya, terutama Tahfiz dan Tahsin adik-adiknya—terkait hafalan dan pemahaman Al-Quran.
Seperti itulah, bungsu lima bersaudara ini memang menjadi panutan bagi adik-adiknya. Meski begitu ia tak pernah memaksa adiknya untuk mengikuti karirnya. Ia hanya membimbing adiknya. “Bang Rangga cukup jadi guru terbaik bagi adik-adiknya,” bangga ibunya. Pun Perusahaan Travel Umroh dan Tour milik orang tuanya juga akan diwariskan untuknya.
Meski ditolak orang tua, Rangga dan orang tuanya selalu mengusahakan untuk berdiskusi dalam menetukan sesuatu. Termasuk keikutsertaannya dalam mister teen nasional mendatang. Untuk menjunjukkan bahwa orang tua tetap menyertai kegiatannya.
Hal tersebut tak menyurutkan semangatnya. Pemuda yang memerankan tokoh utama dalam film Romansa Danau Toba ini ingin menunjukkan kepada orang tua dan masyrakat bahwa untuk meraih cita-cita agama tidak perlu dikorbankan ataupun sebaliknya. Hal ini dibuktikannya, meski aktif di dunia Male Peagent ia tetap aktif sebagai anggota Badan Pengelola dan Pengemangan Mesjid di fakultasnya. “Saya mau tunjukkan bahwa kaum muslim kaum muslim harus tetap menjaga kaidah Islam”.