Oleh: Fredick Broven Ekayanta Ginting
BOPM WACANA | Mahasiswa merupakan elemen yang sangat penting karena menjadi ujung tombak dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Terlebih pemahaman masyarakat Indonesia terhadap ekonomi syariah masih sangat kurang. Hal ini disebut Dhani Gunawan Idat, Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perizinan Perbankan Syariah dalam seminar bertema Peran Pemerintah Dalam Program Literasi Keuangan di Auditorium, Jumat (6/3).
Dhani mengatakan ekonomi syariah saat ini telah berkembang dan menjadi sistem ekonomi yang paling baik untuk diterapkan di Indonesia. “Bank Syariah modern itu sudah ada dimana-mana, sehingga tidak ada alasan lagi tidak menggunakan bank syariah,” ujar Dhani. Saat ini bank-bank syariah juga telah memiliki produk yang lengkap dan pengawasannya semakin baik. Masyarakat juga tak perlu khawatir karena perlindungan konsumen bank syariah telah dijamin oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menjadi lembaga pengawas perbankan syariah.
Survei OJK pada 2014 menunjukkan, hanya 21,8% dari masyarakat Indonesia yang paham tentang produk dan jasa keuangan di Indonesia. Dari 21,8% tersebut hanya 11% yang paham produk dan jasa keuangan syariah. Data tersebut menunjukkan rendahnya literasi masyarakat Indonesia terhadap pemahaman ekonomi syariah. “Bandingkan dengan Singapura yang 90% warganya paham tentang produk dan jasa keuangan,” kata Dhani.
Wakil Rektor III Raja Bongsu Hutagalung sepakat bahwa ekonomi syariah sangat penting untuk membangkitkan perekonomian Indonesia. Ia bilang peran mahasiswa sangat penting memberi pemahaman kepada masyarakat luas. “Eropa saja yang tidak Islam bisa bangun ekonomi syariah, kenapa kita tidak bisa?” tegasnya.