Oleh: Nurhanifah
BOPM WACANA – M Riza Lubis, Staf Unit Tranfusi Darah Rumah Sakit (RS) Haji Adam Malik, sampaikan seminar singkat mengenai pentingnya memahami syarat dan manfaat kegiatan donor darah. Ia bilang di lapangan sering kali mahasiswa hanya ingin sekadar mendonor, dan batal mendonor karena tak memenuhi persyaratan. Pun, ketika ditanya tahu atau tidak mengenai persyaratan pendonor, mahasiswa jawab tidak tahu. “Padahal di Jawa, mahasiswa jadi pendonor yang paling banyak. Bahkan mereka (mahasiswa– red) selalu mendonor sesuai jadwalnya,” terangnya, Selasa (22/9).
Riza tambahkan seminar singkat ini salah satu konsep baru untuk mengedukasi mahasiswa agar paham mengenai kegiatan donor darah yang sesungguhnya. Ia mencontohkan bahwa mahasiswa biasa berpikiran bahwa donor darah dapat dilakukan kapan saja dan pendonor mau. Padahal, faktanya pemahaman tersebut salah karena seharusnya donor darah dilakukan secara rutin dalam jangka waktu tiga bulan sekali sebab saat itu darah kembali normal.
Dini Saraswati Utami, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) 2015 apresiasi seminar ini. Ia bilang seminar ini sangat edukatif, karena waktu mendonor darah dan seminar dilakukan secara bersamaan. Ia jadi paham kalau tidur kurang dari lima jam juga berpengaruh pada keadaan darah. “Saya pikir tidur hanya mempengaruhi mata saja, ternyata darah juga terpengaruh,” tambahnya.
Selain itu, pada sesi tanya jawab Riza jelaskan isu negatif mengenai penurunan berat badan karena donor darah. Menurutnya berat badan dapat mengalami kenaikan setelah mendonor, sehingga nafsu makan pendonor meningkat. Pun, dokter juga sarankan pendonor mengonsumsi makanan mengandung garam dan buah-buahan yang dapat menormalkan keadaan darah.