Redaksi
Oleh: Nicola Cornelius Alemta Simarmata
USU, wacana.org- Sesuai hasil konsolidasi yang dilakukan di pendopo Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) perihal tindak represif terhadap mahasiswa yang membuka lapak baca gratis pada (5/10), mahasiswa FIB siap gelar aksi kreatif lanjutan untuk mengampanyekan tindakan tersebut dalam waktu dekat. Hal ini dikonfirmasi oleh Plt. Gubernur FIB Eibram Siringo-ringo pada Kamis (6/10).
Eibram menjelaskan kronologi dimulai dari pihak kampus yang mempertanyakan perihal izin dari pengadaan lapak baca tersebut. Pihak kampus pun mengklaim bahwa kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh program studi D-4 Ilmu Perpustakaan. Ia juga memaparkan bahwa hal tersebut jelas dibantah oleh salah satu mahasiswa yang ikut menginisiasi kegiatan tersebut berinisial YM karena kegiatan ini murni sebagai sebuah ruang interaksi sosial yang melibatkan mahasiswa dari berbagai jurusan yang ada di FIB.
Tidak terima dengan narasi-narasi yang dilontarkan oleh YM, pihak kampus malah memberi ancaman serta tindakan represif hingga hampir memicu baku hantam antar mereka. “Ancaman bahkan dilakukan sampai pengejaran dari pihak dekanat,” ujar Eibram.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Sejarah (HIMIS) USU Kevin Pangaribuan merasa tindakan yang dilakukan oleh kampus kurang etis. Ia mengatakan bahwa tidak ada alasan yang tepat untuk membubarkan kegiatan positif tersebut.
Ia juga menyoroti terkait tingkat literasi Indonesia yang rendah dan program “Pojok Baca Cinta” yang disemarakkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di sekolah. Ia merasa bahwa teman-teman inisiator kegiatan ini secara tidak langsung membantu Kemendikbud untuk meningkatkan minat baca bagi mahasiswa, “Lagian ini lapak baca, bukan lapak ganja, tidak sepantasnya dilarang dan dibubarkan,” tutupnya.
