Oleh: Fredick Broven Ekayanta Ginting
Sepanjang sejarah Presiden Negara Amerika Serikat (AS) mulai dari George Washington hingga sekarang Barack Obama, ada dua presiden yang sama-sama harus mengakhiri jabatan sebagai presiden sebelum masa baktinya habis. Adalah presiden ke-16 Abraham Lincoln yang mulai menjabat pada 4 Maret 1861 dan presiden ke-35 John Fitzgerald Kennedy yang mulai menjabat pada 20 Januari 1961. Baik Lincoln dan Kennedy meninggal dunia pada masa jabatannya akibat dibunuh dengan cara ditembak. Keduanya menyimpan misteri yang bisa dikatakan secara kebetulan terjadi. Banyak fakta yang menunjukkan kesamaan keduanya.
Persamaan pertama dari Lincoln dan Kennedy adalah keduanya memiliki nama klan atau keluarga yang jumlah hurufnya sama. Baik kata “Lincoln” dan “Kennedy” terdiri dari tujuh huruf. Uniknya, dari ketujuh huruf tersebut hanya ada dua huruf vokal, yang juga sama-sama berada di huruf ke-2 dan ke-5. Selanjutnya adalah tahun menjabat yang berselisih 100 tahun.
Lincoln mulai menjabat pada tahun 1861 dan Kennedy mulai menjabat pada tahun 1961. Sebelum berhasil menjadi presiden, keduanya juga terlebih dahulu terpilih menjadi wakil rakyat di kongres 15 tahun sebelumnya.
Lincoln terpilih ke kongres pada tahun 1846, sementara Kennedy pada 1946. Keunikan selanjutnya adalah sekretaris pribadi masing-masing. Lincoln mempunyai seorang sekretaris yang bernama Kennedy, sementara sekretaris Kennedy ketika menjadi presiden bernama Lincoln.
Yang lebih mengherankan lagi, ada beberapa kesamaan dalam kasus penembakan yang mereka alami. Abraham Lincoln ditembak pada malam 14 April 1865 saat ia sedang menonton pertunjukan teater di Ford Theatre yang berlokasi di Ibukota Washington DC. Ia ditembak oleh seseorang ketika ia di atas balkon.
Sang pembunuh berhasil menembak Lincoln tepat di kepala bagian belakangnya. Lalu, sang pembunuh bersembunyi di sebuah gudang. Sementara itu, John Kennedy ditembak pada 22 November 1963 saat ia sedang berada di atas sebuah mobil terbuka ketika melakukan tur di Dallas, Texas.
Ia ditembak oleh seseorang yang berada di sebuah gudang. Sang pembunuh berhasil menembak Kennedy tepat di leher bagian belakang. Lalu, sang pembunuh bersembunyi di sebuah teater. Uniknya, keduanya tertembak di bagian kepala dan hari saat penembakan juga sama, yakni hari Jumat. Saat penembakan terjadi, keduanya juga saat itu tengah berada di samping istri mereka.
Setelah melakukan penyelidikan atas kematian keduanya, terungkap bahwa penembak Lincoln adalah John Wilkes Booth. Sementara penembak Kennedy adalah Lee Harvey Oswald. Uniknya, John Wilkes Booth lahir pada tahun 1838, sementara Lee Harvey Oswald lahir pada tahun 1938. Jika kembali ditelaah jumlah huruf dalam nama kedua penembak tersebut sama, yaitu 15 huruf.
Selain kesamaan tersebut, penembak Lincoln dan Kennedy ternyata juga berasal dari daerah yang sama, Selatan AS. Tak sampai di situ, kedua penembak juga sama-sama telah terbunuh terlebih dahulu sebelum diadili di pengadilan.
Selain ditembak oleh orang dari selatan, Lincoln dan Kennedy juga sama-sama digantikan oleh wakil mereka yang juga berasal dari bagian selatan AS. Lincoln diganti oleh Andrew Johnson, sementara Lyndon Johnson yang sebelumnya wakil presiden bagi Kennedy diangkat menjadi presiden selanjutnya.
Persamaan kembali ditemukan, kedua pengganti tersebut mempunyai nama yang jumlah hurufnya sama, yaitu 13 huruf. Dan bahkan nama belakang keduanya sama persis, Johnson.
Tentu saja dapat dikatakan hal-hal diatas sebagai keajaiban, bukan hanya kebetulan semata. Bahkan, seminggu sebelum keduanya tertembak juga ada kesamaan di antara mereka. Seminggu sebelum terjadinya penembakan, Lincoln sedang berada di sebuah kota kecil bernama Monroe di negara bagian Maryland.
Sementara Kennedy sedang bersama dengan artis yang bernama Marilyn Monroe, yang kerap digosipkan sebagai selingkuhannya saat itu.
Diyakini masih banyak persamaan keduanya jika ditelisik lagi. Dalam sejarah presiden AS, Lincoln dan Kennedy terkenal sebagai presiden yang sangat memerhatikan hak-hak sipil. Persamaan aneh lainnya adalah ketika kedua istri mereka sama-sama kehilangan anaknya saat berada di Gedung Putih.