Oleh: Andika Syahputra
Kamera tanpa cermin atau mirrorless camera (MLC) adalah barang yang bisa dibilang baru dalam dunia fotografi. Kamera yang mirip tapi tak sama dengan kamera digital single lens reflex (DSLR) ini disebut-sebut penerus DSLR di masa depan.
MLC pada dasarnya memiliki bentuk yang mirip dengan DSLR. Bedanya, MLC tidak memiliki cermin untuk memantulkan imaji (bayangan) dari lensa ke viewfinder, jendela kecil pada kamera untuk melihat objek yang akan diambil fotografer. Jika lensa pada sebuah DSLR dilepas, Anda akan menemukan cermin yang terpasang miring. Itulah cermin yang dimaksud. Cermin khas DSLR itu tidak terdapat pada MLC, itulah kenapa disebut mirrorless yang artinya tanpa cermin.
Di zaman kamera masih menggunakan rol film untuk menyimpan gambar, cermin itu adalah satu-satunya ‘alat komunikasi’ antara dunia nyata dan mata fotografer. Di dunia fotografi digital, cermin itu tidak diperlukan lagi karena sensor kamera sudah bisa mengirimkan langsung imaji kepada fotografer melalui layar liquid crystal display (LCD).
Cermin tersebut memiliki sistem yang kompleks dengan akurasi yang tinggi. Sehingga ada harga ekstra yang harus dibayar oleh pembeli kamera. Jadi dengan dihilangkannya cermin tersebut, MLC bisa didapat dengan harga lebih murah dibanding DSLR. Dan bentuk MLC pun jadi lebih mungil.
Fotografer senior Kompas Arbain Rambey dalam situs kompas.com mengatakan kecenderungan MLC akan menjadi pilihan di masa depan nanti terlihat dari produsen kamera yang mulai memproduksi MLC. Mulai dari Fuji Film, Olympus, Panasonic, bahkan Pentax yang sempat terpuruk pada masa fotografi digital.
Perusahaan produsen kamera pertama yang memproduksi MLC adalah Olympus. Dengan menggabungkan sistem kamera poket ke sistem DSLR, di 2009 Olympus menciptakan Olympus EP-1, MLC pertama di dunia.
Arbain pernah menyampaikan kuliah twit (kultwit) di akun twitter pribadinya. Dalam kultwitnya, Arbain bilang, menurut Olympus, cermin tidak ada gunanya. Bikin lelet, dan imaji tetap bisa dilihat fotografer sebelum menekan rana.
Di 2009 MLC tidak terlalu mendapat tanggapan karena dianggap tidak wajar. Memotret dengan tidak melihat viewfinder dan mengintip imaji digital langsung dianggap tidak wajar. Orang lebih senang melihat dengan viewfinder.
Walaupun demikian MLC masih punya kekurangan dan kelebihan. Kekurangan MLC terletak pada keleletannya. MLC jadi lelet karena sensor harus segera pindah dari pengintipan ke pemotretan. Ada waktu yang terbuang. Tapi masalah lelet ini pasti akan segera teratasi. Pada tahun 1999, DSLR yang terbaik pun lelet minta ampun.
MLC juga lemah jika digunakan untuk memotret olahraga. Pasalnya masih sedikit MLC yang bisa memotret dengan kecepatan frame per second (fps) yang tinggi. Baru pada 2010-lah Lumix FX-100 bisa membuktikan kalau MLC bisa mencapai 60 fps. Ini pun pasti akan terus berkembang, karena dengan menghilangkan cermin, MLC bisa melampaui kecepatan fps DSLR.
Bentuknya yang mungil dan ringan menjadi kelebihan MLC dibanding DSLR. Dengan tetap memakai sensor SLR, MLC beserta lensanya bisa berukuran kecil dengan dibuangnya cermin. Ini menjadi kelebihan dan pilihan buat Anda yang suka travelling. Karena MLC tidak akan memberatkan dan memakan ruang yang banyak di tas Anda.
Satu lagi, MLC tidak berisik ketika mengambil gambar. Tidak akan ada suara cekrek cekrek saat kita mengambil gambar. Karena suara cekrek cekrek pada DSLR adalah suara cermin yang bergerak. Tapi karena di MLC cermin tersebut dihilangkan, maka suaranya juga ikut hilang.
Perkembangan teknologi sangat cepat belakangan ini. MLC bisa jadi pilihan utama konsumen di masa depan nanti karena kemampuannya yang canggih dan tidak bikin repot. Tidak selamanya ukuran kecil identik dengan kemampuan minim.