Oleh: Renti Rosmalis
BOPM WACANA — Industri pers Indonesia membutuhkan pers mahasiswa. Sebab pers mahasiswa menciptakan sumber daya manusia yang dibutuhkan industri pers Indonesia. Hal ini disampaikan Koordinator Divisi Young Leader Serikat Perusahaan Pers (SPS) Ike Yuningsih setelah lokakarya bertajuk Belajar Jurnalistik, Kelola Presma Lebih Apikdi Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) USU, Kamis, 22 Mei.
Ike mengatakan pers mahasiswa tak miliki perbedaan yang jauh dengan pers umum. Persma tak punya orientasi bisnis dan hanya media pembelajar. Kegiatan yang dilakukan pun serupa.
Dedi Syahputra, Redaktur Pelaksana Harian Waspada, pematerilokakarya mengatakan, fungsi pers mahasiswa hampir sama dengan pers umum. Bahkan pers mahasiswa bisa lakukan perencanaan liputan yang baik dengan isu yang tak kalah menarik. Sehingga kegiatannyamampu ciptakan mental yang baik sehingga lebih siap untuk terjun ke dunia kerja. “Bahkan pers mahasiswa juga punya risiko dan tekanan yang besar seperti pers umum,” kata Dedi.
Alfi Rahmat, mahasiswa Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2013yang juga peserta lokakarya sepakat. Menurut Alfi, pegiat pers mahasiswa merupakan calon wartawan muda yang siap bekerja saat lulus. Seperti pers umum, pers mahasiswa mampu memberi informasi yang dibutuhkan mahasiswa. “Kegiatan pers mahasiswa merupakan miniatur pers umum yang mendidik mahasiswa sebelum terjun langsung ke dunia pers yang sesungguhnya,” kata Alfi.
Lokakarya yang digelar Serikat Perusahaan Pers (SPS) tersebut adalah rangkaian Lokakarya SPS Goes to Campus di lima kota di Indonesia.