BOPM Wacana

Hitam: Tidak Akan Tenggelam Dalam Zaman

Dark Mode | Moda Gelap
Ilustrasi: Chalista Putri Nadila

Black is a trend!

Mungkin, jika digambarkan, di dalam satu ruangan kelas mahasiswa Ilmu Komunikasi USU 2018 A saat kuliah luring, kalian bisa melihat perbandingannya berkisar 7:3. Persentase angka 7 untuk mahasiswa yang menggunakan pakaian dengan unsur warna hitam dan angka 3 untuk yang menggunakan pakaian tanpa ada unsur warna hitam sama sekali.

Kepopuleran pakaian warna hitam sepertinya bukan rahasia pribadi saja, apalagi di Indonesia. Agaknya pakaian warna hitam sudah seperti soulmate-nya banyak orang Indonesia. Artinya tidak bisa dipisahkan. Seperti jawaban beberapa pengguna Twitter saat akun @bertanyarl berkicau, “Kenapa kalian suka pake pakaian yang warna hitam?”:

“Berasa elegan aja gtu walaupun pke yg simple bgt, pokoknya tingkat kepedean meningkat  klo pke item wkwk,” balasan @matchacoffee10.

“Cocok dimix and match sama warna lain, warnanya netral dan calm, yg paling penting bikin kulit keliatan lebih cepat shshsh,” ujar akun @mrsparkleea.

“1. kerasa lebih pede, 2. ga perlu pusing mix&match warna, 3. gaperlu takut kotor,” ujar @_dwaekki_.

Penggunaan pakaian hitam memang sudah populer sejak abad ke 17 Masehi. Namun, pada 1700an, penggunaannya mulai jarang di kalangan masyarakat, tetapi kembali popular setelah Revolusi Perancis. Pada akhir abad ke 18 Masehi, pakaian warna hitam mulai terlihat naik daun kembali sebagai bentuk apresiasi kepada fashion yang sering digunakan oleh lelaki Inggris, yang pada saat itu terkenal dari coraknya yang sederhana dengan warna-warna mendung.

Kembali saat 1960an, pakaian warna hitam sebenarnya sudah tumbuh populer dan sering digunakan oleh penjahit-penjahit di masa itu. Pertama dilakukan oleh Dior dan dilanjutkan oleh Givenchy dan Balenciaga, tetapi belum terkenal di kalangan masyarakat.

Penjahit saat itu banyak menggunakan pakaian berwarna hitam karena hitam menimbulkan efek tubuh yang terlihat lebih langsing, misterius, dan dramatis. Selain itu, pakaian warna hitam memberikan tampilan yang sederhana namun bisa membuat siapapun yang melihatnya merasa terdistraksi dan nyaman. Christian Dior dikutip dari buku The Classic Ten: The True Story of The Little Black Dress and Nine Other Fashion Favorites (2003) karya Nancy Macdonell Smith pernah mengatakan, “Kalian bisa menggunakan pakaian berwarna hitam kapan saja dan di umur berapapun. Pakaian warna hitam cocok digunakan di segala kondisi.”

Warna hitam dalam fashion tidak hanya menggambarkan perasaan nestapa saja, seperti di beberapa budaya pakaian warna hitam biasa digunakan saat duka layaknya saat di pemakaman. Penggunaan warna hitam jauh lebih luas maknanya. Di beberapa kondisi, warna hitam menyimbolkan kelas sosial masyarakat atas, karena mempresentasikan aura elegan, kekuatan, dan kemegahan. Tetapi bukan berarti yang bisa menggunakan pakaian warna hitam hanya golongan menengah ke atas. 

Di kondisi lainnya hitam berkaitan dengan kenakalan, seperti yang digambarkan dalam penyihir dimana sering menggunakan jubah hitam, jaket kulit warna hitam yang biasa digunakan oleh para geng motor, atau pakaian shirtless hitam robek-robek yang biasa digunakan oleh anak punk dan rock. Di lain kondisi lagi, hitam menggambarkan perasaan yang lebih erotis dan dewasa.

“Hitam bukanlah kesedihan. Warna teranglah yang malah membuatku pusing. Mereka sangat… kosong. Hitam lebih terlihat dan terdengar seperti sajak. Bagaimana kalian mengimajinasikan sajak? Di jaket warna kuning? Sepertinya engga,” ujar Ann Demeulemeester, seorang fashion designer dari Belgia yang terkenal karena menjadi salah satu dari anggota dari Antwerp Six (sebuah kelompok fashion designer lulusan Antwerp’s Royal Academy of Fine Arts di tahun 1980-1981).

Sebenarnya jika ditelaah lebih dalam hitam bukanlah sebuah warna. Ketika kita melihat ruangan tanpa cahaya, maka ruangan tersebut otomatis menjadi gelap. Warna gelap itulah yang menjadi awal mula orang-orang mengasumsikannya sebagai hitam. 

Saat ini, warna hitam sedang sangat popular-populernya. Bahkan di tahun 2018 lalu, pakaian hitam berhasil terjual di jumlah angka penjualan yang fantastis di beberapa minggu pertama bulan Januari melebihi jumlah penjualan di sepanjang tahun 2017.

Agaknya ketenaran pakaian warna hitam tidak akan pudar bahkan hingga abad selanjutnya. Ilusi-ilusi yang ditawarkan dan kenyamanan dalam bergaya yang menjadi andalan akan selalu membuat beberapa orang setia menggunakannya. Kalau aku kira-kira punya pakaian berwarna hitam lebih banyak dari pakaian berwarna merah, kalau kamu?

Komentar Facebook Anda

Chalista Putri Nadila

Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Stambuk 2018. Saat ini Chalista menjabat sebagai Pemimpin Redaksi BOPM Wacana.

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus