BOPM Wacana

Drama Bencana yang Biasa

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Tantry Ika Adriati

Foto: Sumber Istimewa
Foto: Sumber Istimewa
Judul : San Andreas
Sutradara : Brad Peyton
Penulis Skenario : Andre Fabrizio dan Jeremy Passmore
Pemeran : Dwayne Johnson, Carla Gugino, Alexandra Daddario, dan Paul Giamatti
Tahun : 2015
Durasi : 114 Menit

Kesuksesan San Andreas tak lebih dari kesuksesan Dwayne Jhonson memainkan peran protagonis Ray Gaines. Meski dibalut spesial efek yang memukau, drama bencana ini tak lebih dari drama bencana biasa.

Setelah Anda selesai menonton San Andreas rasanya pasti seperti de javu mengingat lagi film 2012 garapan sutradara Roland Emmerich tahun 2009. San Andreas memang serupa dengan film-film bencana yang lebih dulu rilis seperti  Deep Impact (1998), The Day After Tomorrow (2004), dan 2012 (2009).

Film bencana yang disutradari Brad Peyton ini bercerita mengenai gempa dahsyat yang terjadi di San Andreas, salah satu kota yang terletak di California, Amerika Serikat. Gempa ini datang tiba-tiba tanpa berhasil diprediksi oleh badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika Amerika Serikat.

Gempa sebesar 9,6 skala richter disaksikan oleh Ray Gaines (Dwayne Johnson), seorang petugas penyelamat Amerika yang sedang bertugas di sebuah kota dekat San Andreas. Ray saat itu sedang menelepon istrinya Emma (Carla Gugino). Ia meminta maaf mengenai sikap buruknya pada Emma ihwal pertemuan terakhir mereka.

Naasnya Emma sedang berada di sebuah gedung bertingkat yang akan runtuh. Ray segera membawa helikopter yang dikendarainya menuju lokasi Emma berada. Akhirnya, Ray berhasil menyelamatkann Emma. Momen tersebut berhasil membuat keduanya berbaikan.

Namun cerita belum usai, Ray dan Emma harus menyelamatkan putri mereka Blake (Alexandra Daddario) yang berada di San Andreas. Blake yang saat itu baru saja diselamatkan seorang kenalan barunya di San Andreas berhasil menghubungi Ray dan Emma lewat telepon elektromaknetik. Mereka sangat senang mengetahui Blake selamat. Ray pun meminta Blake mendatangi sebuah gedung tinggi agar bisa dijemput dengan helikopter.

Layaknya film bencana pada umumnya, upaya Ray dan Emma untuk menemukan Blake tak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak kendala yang harus mereka hadapi agar bisa sampai ke San Andreas. Sebab daratan San Andreas telah terpisah dari daratan California karena patahan akibat gempa. Namun Ray dan Emma selalu bisa selamat dari bahaya yang menerpa mereka.

Alur cerita San Andreas begitu mudah ditebak. Ini membuktikan bahwa naskah yang ditulis Andre Fabrizio dan Jeremy Passmore kelewat biasa. Peyton seperti baru pertama kali membikin drama bencana dengan bantuan buku “How to Make Disaster Movie for Idiot”. Cerita tentang seorang korban bencana yang berhasil lolos dari ancaman maut dan orang-orang yang berhasil bertahan menghadapi bencana. Layaknya seorang pahlawan.

Pada akhir cerita, lagi-lagi Peyton mencoba membuncah emosi penonton dengan membuat Blake mati. Sehingga upaya Ray dan Emma menyelamatkan Blake selama satu jam lebih durasi film seakan sia-sia  Namun, sekali lagi, skenario yang klise. Tiba-tiba saja dengan usaha Ray memberikan napas buatan membuat Blake tersadar dari kematiannya. Keajaiban pun terjadi.

Film ini mengingatkan kita pada film 2012 yang rilis tahun 2009 lalu. Hampir keseluruhan konsep cerita San Andreas mirip 2012. Bedanya, San Andreas lebih rendah diri dengan hanya mengangkat bencana gempa tektonik sebagai skenarionya. Premis dan naskah cerita yang sudah usang inilah yang membuat San Andreas tidak bombastis.

Namun dalam film ini Peyton mencoba mengguncang adrenalin penonton dengan efek reruntuhan gedung dan tsunami dahsyat yang ‘terlihat’ nyata. Bangunan-bangunan yang runtuh, jalanan yang rusak, gambaran kota yang hancur, hingga momen dramatis saat gempa terjadi berhasil divisualisasikan dengan memukau.

Untuk spesial efek ini, San Andreas hampir bisa menyamai euforia bencana tektonik dalam 2012. Ditambah aksi Dwayne Johnson dan Alexandra Daddario yang sukses memerankan tokoh seorang ayah dan anak. Namun tetap saja, spesial efek San Andreas masih kalah dibandingkan 2012 atau film genre lainnya seperti Avatar dan Lord of The Rings. Untungnya film ini masih diminati penggemar film thriller dan berhasil mengumpulkan uang sebanyak empat ratus dollar.

Kabar baiknya, sekuel kedua San Andreas akan segera hadir dan tetap akan diperankan oleh Dwayne Jhonson. Peyton tetap berusaha menghadirkan drama bencana lewat sekuel keduanya. Semoga dengan naskah yang tak biasa dan spesial efek yang lebih spektakuler. Film ini layak dinanti penggemar sutradara film Journey 2: The Mysterious Island ini.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4