Oleh Lazuardi Pratama

BOPM WACANA — Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di sekitaran Kantor Gubernur Sumut mengaku pendapatannya berkurang dibanding unjuk rasa Hari Buruh tahun lalu. Hal tersebut diakibatkan demonstran yang memperingati Hari Buruh terbagi di sejumlah tempat.
Salah satunya Sarimatu Syahfitri, salah seorang PKL yang berjualan di sekitaran Kantor Gubernur Sumut. Sarimatu mengatakan, pada Hari Buruh tahun lalu, ia mendapatkan penghasilan sekitar Rp 1 juta. Namun, sampai siang, ia mengaku hanya mendapatkan sekitar Rp 200 ribu.“Kalau ini terbagi, tahun lalu itu gabung,” ujarnya.
Tidak berbeda dengan Sarimatu, Samsul, salah satu PKL yang berjualan di sekitaran Kantor Gubernur Sumut membenarkan hal tersebut. Menurutnya, tidak ramainya massa pengunjuk rasa menjadi alasan pendapatannya berkurang. Samsul biasanya dapat meraup untung Rp 200 ribu bila ada unjuk rasa. “Ini 50 ribu aja belum,” tambahnya.
Sebelumnya, massa pengunjuk rasa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat Tertindas (FPR-T) berkumpul di Bundaran Sinar Indonesia Baru (SIB) dan melakukan long march menuju Kantor DPRD Sumut hingga ke Kantor Gubernur sebagai titik akhir aksi ini.