Oleh Ika Putri Agustini Saragih
BOPM WACANA — Ratusan buruh dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Sumatera Utara (Sumut) berunjuk rasa menuntut Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) sejahterakan buruh. “Tidak ada sama sekali upaya dari pemerintah walaupun setiap tahun kita tuntut,” ucap Willy Agus Utama, Sekretaris FSPMI Sumut Kamis (1/5). Pemerintah dinilai abaikan nasib kaum buruh.
Bentuk dari ketidaksejahteraan kaum buruh seperti masih tak sesuainya upah minimum yang dibayarkan dan adanya buruh kontrak. “Untuk upah itu jadi fokus utama perjuangan kita,” ungkap Willy.
Willy tambahkan nasib buruh khususnya di Sumut masih banyak yang menderita dengan ditindas oleh pengusaha namun dibiarkan oleh pemerintah.
Dedek Cahyadi, salah seorang buruh yang ikut berpartisipasi benarkan pernyataan Willy. Menurutnya kaum buruh di Sumut masih sama nasibnya seperti tahun-tahun sebelumnya. “Tak ada yang sejahtera,” ujarnya. Ia berharap kesungguhan dari pemerintah untuk perbaiki nasib buruh.
Saat aksi ini berlangsung di depan Kantor Gubernur, pihak pemprovsu tak menyambangi demonstran sebab tak masuk kerja karena hari libur nasional.
Saat diwawancara via telepon, Bukit Tambunan, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemprovsu nyatakan keberatannya dengan tudingan tak ada upaya dari Pemprovsu sejahterakan buruh. Bukit bilang pihaknya sudah berupaya agar buruh bisa sejahtera pun dengan pengusaha. “Jangan sampai pengusaha tutup, mau bagaimana nanti,” tegasnya, Jumat (1/5).
Dalam aksinya buruh minta kesejahteraan pada pemerintah dengan mengabulkan delapan tuntutan yakni kenaikan upah minimum sebesar tiga puluh persen, jaminan kesehatan, jaminan pensiun, penghapusanout sourcing, pengangkatan pegawai atau guru honorer, penyediaantransportasi dan perumahan murah, jalankan wajib belajar hingga perguruan tinggi, dan penyelesaian kasus-kasus perburuhan di Sumut.