
Oleh: Muhammad Rifqy Ramadhan Lubis
Tersiar kabar di suatu negeri
Dewi keadilan membuka matanya kembali
Tumpukan kertas kokoh berdiri
Menggantikan hukum yang tak lagi berfungsi
Timbangan yang patutnya seimbang
Berat sebelah, hanya karena sematan nominal
Keadilan yang berlambang sebuah pedang
Tak berarti apa-apa, jika jabatan yang angkat bicara
Ambisi yang selalu ingin mendominasi
Mereka siasati atas nama demokrasi
Janji manis yang tersiar di atas podium istana
Tidak lebih seolah panggung sandiwara
Mereka yang terpaku akan kuasa berdansa ria
Bersuka-cita di atas derita rakyat jelata
Kursi singgasana itu nyatanya hanya kayu biasa
Mereka lupa, rakyat bukan “jelata” tapi pemilik sah negara