
Oleh: Mila Audia Putri
Medan, wacana.org – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan bersama World Organisation for Animal Health (WOAH), Action on Antibiotic Resistance (ReAct), serta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, melangsungkan pelatihan media bertajuk “Science Journalism Training to Mitigate Antimicrobial Resistance (AMR)”. Pelatihan ini terlaksana di Hotel Four Points by Sheraton, Kota Medan, Rabu (4/6/2025).
Ketua AJI Medan, Tonggo Simangunsong, mengatakan tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman jurnalis seputar resistensi antimikroba. Terutama kaitannya dengan penggunaan antibiotik, dan dampaknya terhadap kehidupan semua makhluk hidup. Pelatihan ini sebelumnya diadakan oleh WOAH di Jakarta dan Surabaya.
“Kami berharap para jurnalis dapat menyampaikan informasi ke publik mengenai resistensi antimikroba, serta meningkatkan keterampilan jurnalis dalam memproduksi tulisan dengan perspektif sains atau menerapkan jurnalisme sains,” harapnya.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri. Dari Indonesia, narasumber yang hadir, antara lain, Vida Parady, Harry Parathon, Anis Karuniawati, Iftita Rahmatika, dan Liys Desmayanti. Sementara narasumber internasional, yaitu Guillaume Maltaverne dan Tikiri Priyantha Wijayathilaka.
Peserta yang ikut serta dalam pelatihan ini terdiri dari jurnalis yang tergabung dalam media massa profesional, pewarta warga, instansi pemerintah dan komunitas, serta pers mahasiswa di Sumatra Utara.
Salah satu narasumber, Anis Karuniawati, yang merupakan peneliti sekaligus dosen di Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, menyatakan penggunaan antibiotik tidak untuk semua penyakit. “Yang terpenting harus sesuai resep dari dokter,” ujarnya.
Peserta dari media disrupsi.id, Dina F. Norris, mengatakan bahwa pelatihan seperti ini sangat penting dan harus dilakukan secara masif. “Setelah ini, saya mau meliput dan menyebarkan informasi mengenai AMR kepada publik,” tuturnya.