Judul | Agak Laen |
Sutradara | Muhadkly Acho |
Produser Eksekutif | Dipa Andika dan Ernest Prakasa |
Rilis | 1 Februari 2024 |
Genre | Komedi |
Durasi | 119 Menit |
Tersedia di | Cinepolis, CGV, Cinema XXI, |
Pameran | Bene Dion Rajagukguk, Boris Bokir, Indra Jegel, Oki Rengga, Tissa Biani,
Arie Kriting, Sadana Agung Sulistya, Bukie B. Mansyur |
Oleh: Aulia Sabrini Saragih
Awal tahun rumah produksi, Imajinari Film membuka perfilman Indonesia dengan merilis sebuah film komedi berbalut horror dan sedikit bumbu drama yang berjudul Agak Laen setelah sebelumnya sukses dengan film Jatuh Cinta Seperti di Film-film. Agak Laen pada awalnya dikenal dengan podcast yang mengangkat seputar kehidupan orang di Sumatera Utara dengan mengangkat tema tertentu di setiap episodenya yang diisi oleh Bene, Oki, Indra Jegel dan Boris Bokir. Sebelumnya pada tahun 2022, Bene sebagai sutradara juga menyutradarai film dengan isu kelokalan yang berjudul Ngeri-ngeri Sedap, film ini juga sukses menyentuh 1 juta penonton dalam perilisannya.
Kali ini keempat personil secara lengkap, menjadi aktor dalam film Agak Laen, kali ini Bene bekerja sebagai aktor secara penuh waktu di film ini. Film yang disutradarai oleh Muhadkly Acho tercatat selama 21 hari penayangan, sudah menyentuh angka lebih dari enam juta penonton.
Film ini agaknya, cukup menyoroti sekelumit permasalahan sosial yang cukup familiar yang dihadapi oleh orang-orang. Seperti ingin masuk sebuah profesi kerap membayar uang pelicin kepada calo untuk masuk dalam sebuah institusi, yang merupakan permasalahan yang dimiliki oleh Boris, ekspektasi keluarga batak yang kerap menekankan jika ingin dianggap “orang” dengan bekerja menjadi PNS atau mentok-mentok menjadi orang berseragam.
Boris dengan kemampuan yang pas-pasan mengandalkan segala gimmick-gimmick, yang dimaksudkan agar orangtuanya percaya jika ia sudah menjadi seorang abdi negara. Konflik yang dikemas secara komedi ini agaknya cukup berhasil menyentil para orang tua agar membiarkan sang anak memilih pekerjaan yang sesuai kemampuan, inang-bapa sukses tak selalu berseragam.
Masalah lainnya dibawa oleh Jegel, si Penjudi yang tengah dikejar-kejar penghutang, agaknya cukup sering mendengar bahwasannya orang Sumatera Utara dikenal sebagai penjudi. Hal ini bisa dilihat melalui riset yang dikeluarkan databooks pada tahun 2022 dimana Polda Sumatera Utara menduduki posisi teratas dengan penindakan kasus perjudian. Di film ini, ia terlilit oleh hutang dan kesulitan dalam membayarnya. Masalah sosial seperti perjudian cukup menjadi momok tersendiri di Sumatera Utara ditambah dengan merebaknya judi online di kalangan masyarakat.
Konflik lainnya juga membahas mengenai pernikahan, pernikahan suku batak tak ditampik merupakan pernikahan yang cukup mengocek uang yang cukup banyak dengan beban jumlah tamu undangan yang membludak, semua kolega dan saudara jauh diundang. Sehingga kerap juga, pernikahan batak menjadi ajang kompetisi, serta adu gengsi untuk memuaskan semua pihak dan menjadi simbolisasi kesuksesan atas suatu keluarga. Bene yang tengah didesak oleh keinginan calon mertua akan pernikahan yang besar-besaran menjadi bebannya. Modal yang begitu banyak harus ia sanggupi demi menyunting sang kekasih, Naomi. Konflik ini bersentuhan dengan konflik pribadi Bene di film ini, dan tak dipungkiri hal ini menyoroti sebagian orang masih kesulitan mendapatkan pekerjaan di Sumatera Utara berdasarkan data yang dikeluarkan databooks pada Agustus 2023, Sumatera Utara menduduki sepuluh besar provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,89%.
Tak lupa juga ada Oki, sebagai mantan narapidana yang masih kesulitan mencari pekerjaan tapi keadaan sang ibu yang sedang sakit, membutuhkan biaya yang tak sedikit, agaknya membuat ia kebingungan mencari dana untuk menembus obat sang ibu. Mantan narapidana cukup banyak dijumpai di tengah masyarakat, kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan ketika kembali ke tengah-tengah masyarakat dan harus membiayai keluarga menjadi plot cerita yang cukup menyentuh dalam film ini.
Dengan segenap konflik yang dimiliki masing-masing peran, permasalahan akan kebutuhan mendapatkan uang membuat mereka semakin soild yaitu dengan meramu usaha hiburan rumah hantu yang hampir mangkrak, melalui jalan itu mereka mencoba peruntungan untuk mendapatkan uang.
Mencoba peruntungan dengan rumah hantu menjadi alur utama dalam film ini, alur yang tidak bisa ditebak. Balutan komedi, horror dan drama membuat film ini memiliki kompleksitas dan penggarapan yang tereksekusi dengan sangat baik. Film ini juga turut menampilkan keberagaman yang cukup baik, aktor-aktor lain dari ragam suku turut mengambil peran di film ini.
Agaknya dunia perfilman Indonesia, tengah bermain dalam mengangkat sisi kelokalan, film ini juga diramaikan oleh komika daerah seperti Praz Teguh berasal dari Padang serta komika asaln timur yaitu Arie Kriting dan Mamat Alkatiri serta komika asal jawa Timur yaitu Nopek Novian. Hadirnya aktor-aktor ini melunturkan penggunaan aktor whitewashing dalam film ini. Secara keseluruhan film ini menambah keberagaman daftar film yang mengangkat isu kelokalan.