BOPM Wacana

Limbah Plastik Jadi Inovasi Paving Block Masa Kini

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Kirana Yulisya

Ilustrasi: Dewi Annisa Putri

Kini, banyak sekali industri rumahan yang memanfaatkan sampah plastik menjadi bahan utama membuat kerajinan tangan. Lalu, bagaimana kalau paving block juga terbuat dari plastik? Seorang pria asal Purbalingga telah mencobanya.

Paving block merupakan produksi bahan bangunan dari semen yang digunakan sebagai salah satu alternatif penutup atau pengerasan permukaan tanah. Dikenal juga dengan sebutan bata beton (concrete block) atau cone block. Komposisi dari paving block ini yaitu dibuat dari campuran semen Portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat.

Namun, tahukah Anda bahwa bahan-bahan pembuatan paving block di atas dapat digantikan dengan limbah plastik?

Seperti yang dilansir dari majalah Tempo, di Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, seorang bapak bernama Karsin (50) mengubah limbah plastik menjadi paving block. Awalnya ia risih melihat sampah bungkus mi instan yang sering dikonsumsi anaknya berserakan di rumahnya. Karsin lalu berinisiatif memanfaatkan sampah plastik tersebut menjadi hal bermanfaat.

Mulanya, ia mencoba membuat genting dari sampah plastik tersebut. Ia mencobanya sendiri dengan memakai genting tersebut menjadi atap rumahnya. Sayangnya, genting tersebut hanya dapat bertahan selama kurang lebih dua tahun dan kemudian hancur. Namun, dari kegagalannya itulah yang mengantarkannnya pada percobaan sukses selanjutnya yaitu paving block.

Akhirnya, ia memutar otak untuk memanfaatkan sampah plastik tersebut menjadi paving block yang layak jual. Bahan dan proses pembuatannya cukup sederhana. Sampah plastik dibersihkan dari kotoran yang menempel seperti pasir atau tanah dengan air dan kemudian direndam.

Lalu, plastik dijemur hingga kering dan setelah itu plastik dibakar di atas kuali atau wajan sambil diaduk hingga meleleh. Lelehan plastik lalu dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk segi enam dan didiamkan selama lima belas menit hingga mengering dan mengeras. Setelah jadi, paving block dapat dicat dengan warna yang diinginkan.

Meski terbuat dari limbah plastik, namun paving block yang dibuat oleh Karsin cukup kuat dan dapat menahan bobot seberat 13 ton. Ia mengujinya sendiri dengan melindasnya menggunakan truk bermuatan tebu seberat 13 ton.

Salah satu konsumen Karsin yang memakai paving block buatannya sejak tahun 2006 lalu mengatakan kondisi paving block-nya masih awet seperti semula hingga sekarang.

“Saya uji coba terus, selama bertahun-tahun untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Saat ini kualitasnya sudah bagus, dan saya berani menawarkan ke pembeli,” ujarnya seperti yang dilansir Tribunnews.com.

Untuk bisa sampai ke tahap ini, Karsin harus melalui berbagai hal. Tidak jarang ia gagal dalam percobaannya. Bahkan, Karsin sempat dianggap gila oleh istrinya sendiri lantaran membakar sampah plastik di dalam wajan. Namun, dengan usaha dan keyakinannya, akhirnya Karsin berhasil membuktikan bahwa usahanya tidak sia-sia. Ia membuktikan dirinya dapat menggunakan sampah plastik untuk hal yang bermanfaat.

Jika dibandingkan dengan paving block pada umumnya, paving block buatan Karsin ini lebih ringan dan mudah diwarnai sesuai selera. Selain itu, harganya jauh lebih terjangkau dibandingkan paving block pada umumnya. Dengan usahanya ini, ia mampu mengurangi limbah plastik yang ada dan membuka lapangan kerja bagi warga di lingkungan tempat tinggalnya.

Harapannya, semoga usahanya ini dapat mengurangi produksi limbah plastik yang dahulu berserakan dan menimbulkan pencemaran lingkungan kini dapat bermanfaat bagi kehidupan.

Bagaimana, Anda tertarik mencoba paving block buatan Karsin?

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus