Oleh: Reza Anggi Riziqo
USU, wacana.org- Pemerintahan mahasiswa (Pema) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) Kabinet Amerta Periode 2022-2023 laksanakan aksi pasang spanduk tuntut Kantin Temu Tengah FISIP yang tidak ramah kantong dan tajuk “FISIP Melanggengkan Kapitalisasi dalam Kampus”. Namun setelah dipasang pada satu malam sebelumnya, spanduk tersebut dicabut secara sepihak oleh pihak manajemen Kantin Temu Tengah pada Jumat (28/10). Hal ini disampaikan oleh Gubernur Pema FISIP Haris Martondi Hasibuan pada Jumat (28/10).
Ondi menjelaskan aksi ini dilatarbelakangi dari adanya keresahan Mahasiswa pada harga yang ditawarkan oleh pihak “Temu Tengah”. Ia menambahkan bahwa yang seharusnya kantin sebagai fasilitas bersama, memberikan harga sesuai kantong mahasiswa dan dapat dinikmati semua kalangan tanpa kelas-kelas yang ada. “Melalui skema BOT dalam pembangunan yang dipakai juga menandakan lemahnya kampus dalam pembangunan fasilitas hingga mengakibatkan hal seperti ini terjadi” ujarnya.
Baru saja spanduk aksi dipasang pada malam sebelumnya, pihak manajemen “Temu Tengah” mencabut spanduk di areal FISIP dengan semena-mena. Saat ditanyai, pihak manajemen “Temu Tengah” mencabut karena alasan perintah atasan. “Dari situ, dapat kita lihat mereka (red-pihak manajemen) itu siapa untuk mencabut aksi mahasiswa di ruang akademis mahasiswa sendiri? Apalagi saat ditemui hanya alasan-alasan perlindungan yang diberikan. Setelah hal ini terjadi tentu Pema FISIP akan melaksanakan gerakan berikutnya” ujar Ondi.
Salah satu pegawai dari Temu Tengah, David membenarkan peristiwa pencabutan spanduk aksi tersebut. David menjelaskan bahwa Temu Tengah merupakan sebuah ‘Cafe’, bukannya sebagai ‘Kantin’ seperti yang dikonsepkan di awal. Ia pun mengatakan bahwa selama ini pihak Temu Tengah tidak ada niatan untuk membangun kesenjangan diantara mahasiswa atas kehadiran ‘Cafe Temu Tengah’ di lingkungan kampus FISIP USU.
Terkait tuntutan yang dilayangkan soal penurunan harga pada menu-menu yang dijual di Temu Tengah, David menjelaskan akan meninjau kembali tuntutan tersebut bersama pihak manajemen. “Lagi ditinjau, apakah membuat menu baru yang lebih terjangkau atau menurunkan harga pada menu yang sudah ada,” imbuhnya.