BOPM Wacana

Tiga Bakal Calon Rektor USU 2015-2020

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Mezbah Simanjuntak

Maret tahun depan, Prof Syahril Pasaribu akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Rektor USU periode 2010-2015. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2014 tentang Statuta USU, pemilihan rektor yang baru harus dilaksanakan lima bulan sebelum masa jabatan rektor saat ini berakhir. Itu artinya bulan November ini.

Namun hingga saat ini, Majelis Wali Amanat yang akan menyelenggarakan pemilihan rektor lewat Panitia Penyelenggaraan Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P4CR) belum dibentuk. Walau demikian, saat ini telah ada tiga nama yang mengatakan akan mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Rektor USU 2015-2020.

Sebelumnya, tak hanya tiga nama tersebut. Ada tiga nama lain yang sempat mencuat. Namun, saat dikonfirmasi, dua dari tiga nama itu membantah. Mereka di antaranya Prof Zulkifli Nasution, Wakil Rektor (WR) I sekarang dan Prof Bismar Nasution, dosen Magister Ilmu Hukum. Sedangkan satu lagi, yakni WR II Prof Armansyah Ginting mengurungkan niatnya setelah sebelumnya membenarkan diri akan maju.

Lalu siapa saja tiga nama yang bersedia maju tersebut?

 

  1. Prof Runtung Sitepu

 

Foto: Mezbah Simanjuntak
Foto: Mezbah Simanjuntak

Prof Runtung kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum (FH) USU. Pria kelahiran 10 November 1956 ini telah lama memutuskan untuk menjadi Bakal Calon Rektor USU 2015-2010. Keinginan pertamanya muncul saat ia menjadi Ketua P4CR yang akhirnya mengantarkan Prof Syahril Pasaribu menjadi rektor pada 2010 lalu.

Prof Runtung mengatakan sejak itu pulalah ia mengerti bagaimana kondisi perpolitikan dan kondisi USU.

Ia menjabat Dekan FH dalam dua periode. Pertama pada tahun 2005 hingga 2010, lalu pada tahun 2010 hingga 2015 mendatang.

Prof Runtung yakin bahwa ia mampu mengemban tugas rektor itu nantinya. Pasalnya ia bukan hanya bekerja sebagai Dekan FH saja tetapi ia juga menjabat Ketua Badan Kerja Sama Dekan Fakultas Hukum se-Indonesia periode 2013-2017. Pun selama menjabat sebagaiDekan FH, menurutnya sudah banyak perbaikan yang ia lakukan di FH, seperti perbaikan gedung dan fasilitas hingga FH yang kini terakreditasi A.

Jika menjadi rektor, ia pun ingin memperbaiki akreditasi USU yang saat ini masih B. Selain itu juga memperbaiki akreditasi program studi yang masih B atau C menjadi A. Menurutnya, akreditasi sangat berpengaruh pada lulusan USU bersaing mencari pekerjaan.

Selain itu ia ingin memprioritaskan pembangunan untuk kelancaran proses belajar mengajar seperti perbaikan laboratorium tempat praktikum mahasiswa.

Selain itu, jumlah dosen juga menjadi catatan penting baginya. Pasalnya jumlah dosen USU saat ini tidak seimbang karena jumlah dosen yang meninggal tak sama dengan perekrutannya, sehingga pengajaran kepada mahasiswapun tak maksimal. Saat ini rasio dosen dengan mahasiswa tak seimbang. Ia bilang, harusnya perbandingan dosen dengan mahasiswa yakni satu banding dua puluh hingga tiga puluh mahasiswa.

Pun ia ingin membuat dana khusus untuk mahasiswa guna mendorong kreativitas mahasiswa dibidang seni, olahraga maupun akademis. Ia ingin mahasiswa mampu bersaing nasional maupun internasional.

 

  1. Prof Dharma Bakti

 

Foto: Mezbah Simanjuntak
Foto: Mezbah Simanjuntak

Prof Dharma adalah Dekan Fakultas Pertanian (FP). Ia mengaku keputusannya menjadi bakal calon rektor karena panggilan hati nurani. Ia adalah alumnus USU dan ia merasa USU tidak dalam posisi yang baik saat ini, baik dari akreditasi maupun peringkat USU di tingkat nasional.

Ia bilang akreditasi USU sudah banyak disalip oleh universitas-universitas baru. Dan menurutnya  kondisi ini memprihatinkan.

Ia juga banyak bertemu dengan alumni USU yang sudah sukses. Mereka menyayangkan kondisi USU saat ini. “Karena mereka pulalah saya terpacu untuk memperbaiki USU,” katanya.

Menurut Prof Dharma, yang dibutuhkan untuk menjadi rektor hanyalah kepemimpinan dari seorang pimpinan, sehingga tujuan-tujuan awal yang telah ditetapkan dapat tepat sasaran.

Prof Darma ingin menjalankan tri dharma perguruan tinggi yang sesungguhnya. Tri dharma perguruan tinggi itu yakni pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Ia bilang setiap program studi dapat mengimplementasikan apa yang didapatkan di kampus kepada masyarakat.Sehingga masyarakat merasakan dampak dari penelitian yang jelas dan lebih terarah. Lagipula, ia bilang penelitian harusnya menyumbang pada pengajaran.

Ia juga ingin membuka kelas internasional di USU. Bukan kelas internasional seperti Fakultas Kedokteran saat ini. Melainkan membuat program student mobility agar mahasiswa mudah mendapatkan ilmu dari universitas di luar negeri sesuai dengan jurusannya masing-masing. Sehingga ijazah yang dimiliki mahasiswa juga berguna di luar negeri.

 

  1. Prof Subhilhar
Foto: Mezbah Simanjuntak
Foto: Mezbah Simanjuntak

Ia merupakan salah satu dosen Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Ia pernah menjabat WR II USU pada saat Prof Chairudin P Lubis menjabat sebagai rektor pada 2005-2010.

Prof Subhilhar juga pernah mencalonkan diri sebagai rektor pada pemilihan rektor tahun 2010 lalu.

Prof Subhilhar ingin membuat USU benar-benar jadi universitas yang bersatu. Bersatu di sini maksudnya tak ada lagi pengotak-ngotakan antarfakultas. Jadi setiap jurusan bisa saja kuliah di gedung fakultas lain. Tidak seperti saat ini, menetap dalam satu fakultas saja. Ia bilang dengan keadaan saat ini, membuat relasi dan pengetahuan sempit. Ia bilang hal tersebut merupakan integrasi akademik dan integrasi infrastruktur. Ia ingin membuat USU seperti universitas sesungguhnya seperti universitas di luar negeri.

Hal serupa sudah pernah ia lakukan saat ia menjabat sebagai Dekan FISIP 1999-2005. Ia menghapuskan sekat-sekat tiap jurusan dalam hal pembagian ruangan. Tak ada lagi ruangan Ilmu Komunikasi, ruangan Ilmu Politik maupun ruangan Sosiologi. Semua dapat menggunakan ruangan program studi lain.

Jika jadi rektor, ia akan menjalankan Rencana Strategi (Renstra) USU 2014-2019 secara menyeluruh. Sebab untuk mencapai target Renstra USU yakni USU berakteritasi A pada 2017 perlu perbaikan segala bidang, baik sumber daya manusia maupun pembangunan.Oleh karena itu ia akan mempertimbangkan rasio dosen dan mahasiswa untuk perbaiki akreditasi USU.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4