Oleh Fredick Broven Ekayanta Ginting

BOPM WACANA— Pembantu Rektor (PR) II Prof Armansyah mengatakan USU tidak menginginkan terjadinya kenaikan SPP bagi mahasiswa. Hal ini disampaikan dalam sosialisasi uang kuliah tunggal (UKT) di ruang IMT-GT, Sabtu (23/3). “Kami (pimpinan USU – red) tidak mau menaikan SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan -red)mahasiswa,” kata Armansyah.
Wujud tersebut ditunjukan oleh USU dengan menyurati Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) perihal pelaksanaan UKT.
Meskipun aturan UKT belum jelas, Armansyah mengatakan kemungkinan jika UKT benar-benar diterapkan nominal SPP yang harus dibayarkan oleh mahasiswa akan lebih besar dibandingkan sebelumnya. Nominal tersebut didapatkan setelah menghitung biaya-biaya dari seluruh fakultas di USU mengikuti formula yang diberikan Dirjen Dikti.
Anggota Senat Akademik, Iskandar Zulkarnaen menambahkan seluruh pihak civitas akademika tidak rela jika SPP mahasiswa naik. “Dalam hitungan UKT akan terjadi kenaikan, siapa yang rela SPP naik meskipun SPP USU yang termurah,” kata Iskandar.
Iskandar juga menilai tidak ada permasalahan dalam sistem yang diterapkan di USU sekarang. Sehingga ia berharap pelaksanaan UKT ini tidak berjalan. “Tapi ini kemauan dari atas (Dirjen Dikti –red). Mudah-mudahan tidak berjalan. Kita berjuang lewat PR II tak ada kenaikan,” jelas Iskandar. Armansyah juga menyampaikan sistem yang sekarang lebih tepat dan sebaiknya tidak diganti. “Ngapain diganti. Kalau sudah baik, sudahlah. Kalau mau bantu, bantulah,” pungkasnya.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Rahmad Panjaitan berpendapat pelaksanaan UKT akan menyulitkan mahasiswa. “Ini membuat kita merasa perguruan tinggi itu sudah semacam industri,” kata Rahmad.