Oleh: Maria Patricia Sidabutar
Jika melihat dari satu arah
Kau tak akan menemukan
Jika mendengar satu arah
Juga tak akan menemukan
Siapa yang kau lihat?
Siapa yang kau dengar?
Suara sumbang tanpa kebenaran?
Mungkin akan menjadi pujaanmu
Suara yang tak bertuan?
Mungkin akan menjadi langgananmu
Bagaimana dengan si dia?
Yang kau beri gelar dusta?
Dalam jiwanya tak bisa menerima
Mencabik-cabik sampai ke relung
Hingga gelisah tak mampu mereda
Dan kesedihan dalam diam bersarang
Hati kecilnya berteriak kencang
Tapi ia memilih membisu
Berharap kenangan itu bisa hilang
Seiring dengan berjalannya waktu
Tapi apa daya?
Apa daya kawan?
Ia juga makhluk biasa
Yang memiliki batas kesabaran
Tak perlu banyak bicara
Pada publik yang selalu mendengarkan
Cukup katakan cerita nyata
Yakni suara kebenaran
Penulis merupakan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat 2015