Oleh: Nadiah Azri Br Simbolon
Benang merah menjeratnya dengan derita tak bertepi
Cairan pekat nan merah meruah dari arteri
Sekujur lengan penuh burik menyiksa layaknya duri
Memar menusuk rangka merambat menuju ari
Rongkong dan urat berpadu dalam kepasrahan dan berniat mati
Namun takdir tak mengizinkan, dia harus berodi demi sesuap nasi untuk sang istri
Tungkai menempuh jalan setapak
Cucur peluh bergumul dan melembak
Kelikir halus bersarang pada sepasang telapak
Membercak lalu meretak
Dia diganyang hanya karena koin seperak untuk sang anak
Meski setan merahap pada dirimu yang berang
Dikau takkan biarkan puakmu terserang
Sang bahadur bagi sanak, hanya dirimu seorang
Seorang ramanda yang kusayang