Oleh: Rati Handayani
BOPM WACANA — Proposal pembentukan Magister Sastra Arab yang diajukan Departemen Sastra Arab akhir Februari lalu tengah direvisi departemen tersebut. Setelah dibahas di rapat Senat Akademik USU, terdapat empat hal yang harus direvisi yakni pendanaan operasional satu tahun, nama program studi (prodi), kurikulum dan lampiran keahlian sumber daya manusia. Demikian kata anggota Senat Akademik USU yang juga Dekan Fakultas Ilmu Budaya Syahron Lubis, Selasa (25/3).
Syahron bilang dari pembahasan senat akademik, estimasi dana operasional satu tahun dalam proposal kurang berimbang. Dana yang dicantumkan haruslah surplus dan tak boleh pas apalagi kurang. “Ada keperluan lain yang mendadak kan perlu dicantumkan juga,” katanya.
Sedangkan nama prodi, Syahron bilang senat akademik ingin ganti nama dari usulan proposal S-2 Bahasa dan Budaya Arab jadi Bahasa Arab. Pertimbangannya, ahli budaya Arab tak ada. Akibat perubahan nama prodi ini, kurikulum yang diusulkan pun berubah.
Ketua Departemen Sastra Arab Pujiati benarkan pihaknya tengah merevisi proposal yang diajukan. Saat ini, pihaknya mengubah besar estimasi dana operasional satu tahun sebagaimana hasil pembahasan senat akademik. “Kami merujuk dana yang diajukan Departemen Sejarah kemarin saja karena mereka kan S-2-nya baru-baru ini juga,” kata Puji.
Sedangkan untuk nama prodi, Puji bilang pihaknya memutuskan mengganti jadi S-2 Bahasa Arab. Namun Puji menampik pergantian nama ini karena kurang tenaga ahli budaya Arab. Untuk kurikulum pun tengah disesuaikan dengan nama prodi. Sebelumnya bahasa dan budaya Arab dapat jatah sistem kredit semester (SKS) masing-masing lima puluh persen. Direvisi, porsi SKS bahasa Arab jadi delapan puluh persen dan sisanya budaya Arab.
Untuk revisi ini, Puji targetkan selesai pertengahan April mendatang.