BOPM Wacana

Pertanyaan Perlihatkan Kualitas Jurnalis

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh Lazuardi Pratama

(Kiri-kanan) Ketua Devisi Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi KI Sumut M Syahyan RW, moderator Mayjen Simanungkalit dan Ketua Bidang Penyelesaian Sengketa Robinson Simbolon mendengarkan pertanyaan peserta sosialisasi bertajuk Aktivasi Edukasi dan Advokasi tentang Komisi Informasi Publik Provinsi Sumatera Utara di Aula Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sumut, Senin (2/9). | Lazuardi Pratama
(Kiri-kanan) Ketua Devisi Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi KI Sumut M Syahyan RW, moderator Mayjen Simanungkalit dan Ketua Bidang Penyelesaian Sengketa Robinson Simbolon mendengarkan pertanyaan peserta sosialisasi bertajuk Aktivasi Edukasi dan Advokasi tentang Komisi Informasi Publik Provinsi Sumatera Utara di Aula Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sumut, Senin (2/9). | Lazuardi Pratama

BOPM WACANA  Seorang jurnalis bisa dilihat kualitasnya dari pertanyaan yang ia ajukan pada narasumber. Karena, dari pertanyaantersebut dapat dilihat apakah jurnalis itu menguasai suatu masalah. Hal tersebut dikatakan Robinson Simbolon, Ketua Penyelesaian Sengketa Informasi Komisi Informasi (KI) Sumatera Utara (Sumut) selaku pemateri pada sosialisasi bertajuk Aktivasi Edukasi dan Advokasi tentang Komisi Informasi Publik Provinsi Sumatera Utara di Aula Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara (IAIN SU), Senin (2/9).

Lanjut Robinson, sebagai orang-orang terdepan dalam penggalian informasi, jurnalis harus mempunyai wawasan luas dan pengetahuan yang mendalam dalam membuat pertanyaan. Menurutnya, pertanyaan yang diajukan jurnalis yang memahami permasalahan akan dapat menggali informasi lebih dalam. “Itu akan menyedihkan bagi jurnalis jika tidak menguasai persoalan,” ujarnya.

Robinson juga mengatakan, semua orang dapat berbicara, tapi tidak semua orang komunikatif dan cerdas dalam bertanya karena membuat pertanyaan lebih sulit daripada menjawabnya. Tapi, menurutnya, jurnalis-jurnalis muda khususnya pers mahasiswa akan dapat membuat pertanyaan mendalam bila mempunyai visi agar tidak dipandang rendah oleh narasumber. “Kalau jurnalis-jurnalis muda percaya akan kemampuannya, mereka bisa menjadi apa pun. Banyak kok jurnalis jadi tukang becak,” tukas Robinson.

Sosialisasi ini digelar Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika IAIN SU bekerja sama dengan KI Sumut untuk mensosialisasikan Undang-undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan peran KIP Provinsi Sumut terhadap UU tersebut.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus