Oleh: Tantry Ika Adriati
BOPM WACANA – Pengendalian produk tembakau yang digagas oleh Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) tidak akan mematikan petani-petani rokok di Indonesia. Sebab saat ini hanya ada sekitar enam ratus ribu petani tembakau di Indonesia. Semuanya tersebar di empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Hal ini disampaikan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat 2012 Erdianta Sitepu saat sosialisasi Kawasan Tanpa Rokok, Jumat (22/4) di Asrama Putri.
Erdianta bilang saat ini produksi tembakau di Indonesia hanya 141 ribu ton, lebih sedikit dibandingkan impor tembakau dari luar negeri sebesar 151 ribu ton. Selain itu luas lahan tembakau hanya tinggal 150 ribu hektare karena sudah menyusut untuk perumahan dan konservasi ke tanaman lain. “Jadi pengendalian produk tembakau akan mematikan petani hanya mitos belaka,” ujar Erdianta.
Lagipula, Erdianta mengatakan sebenarnya banyak petani yang lebih sukses ketika beralih ke tanaman jenis lain yang menjadi bahan pokok masyarakat Indonesia. Oleh karena itu Erdianta berharap semua masyarakat khususnya mahasiswa tidak menganggap FCTC akan merugikan petani tembakau. Ia berharap pemerintah Jokowi segera meratifikasi FCTC tahun ini. FTCT merupakan konvensi pengendalian tembakau yang bertujuan mengurangi prevalensi konsumsi tembakau dan paparan asap tembakau di dunia.
Meski begitu, Sekretaris Pramuka USU Roni Hikmah Ramadhan masih dilema dengan pengendalian tembakau di Indonesia. Sebab, pemasukan terbesar Indonesia sebenarnya dari tembakau dan industri rokok. Pun, sebagian besar masyarakat Indonesia usia produktif bekerja di industri rokok. Namun, Roni sepakat jika produksi rokok dihentikan jika menyebabkan kerusakan di Indonesia. “Ini sebenarnya tidak mematikan petani, tetapi mengalihkan,” katanya.
Ia sarankan jika memang ingin memberlakukan FCTC di Indonesia pemerintah sudah memikirkan dengan matang solusi untuk petani-petani rokok. Misalnya dengan membuka lapangan kerja baru atau mengalihkan ke tanaman lain seperti padi dan jagung.