Oleh Aulia Adam
Judul : I am Number Four
Penulis : Pittacus Lore
Alih Bahasa : Nur Aini
Terbit : Januari 2011
Harga : Rp 69.000
Tebal : 493 Halaman
Lore mengingatkan, “Peristiwa-peristiwa dalam buku ini adalah benar-benar nyata. Nama dan tempat diubah demi melindungi enam Lorien yang bersembunyi. Anggap ini peringatan pertama. Peradaban lain memang ada. Beberapa diantaranya malah ingin menghancurkanmu.”
Nomor Empat adalah pelarian dari planet Lorien, sebuah planet yang konon makmurnya melebihi Bumi. Ia dan delapan anak lainnya dari planet itu dilarikan ke bumi bersama para pengasuh mereka. Pasalnya, planet mereka dijajah oleh makhluk luar angkasa lain yakni bangsa Mogadorian.
Setibanya di Bumi, kesembilan anak itu berpencar untuk sembunyi. Sebelumnya, mereka dimantrai agar tidak bisa dibunuh oleh Mogadorian, kecuali dua hal terjadi. Pertama, saat mereka sedang berkumpul; kedua, saat Mogadorian berhasil membunuh mereka sesuai urutan. Untuk itu, Empat dan Henry, pengasuhnya selalu hidup berpindah-pindah.
Setelah kematian Tiga, yang ditandai dengan luka membakar pada pergelangan kaki Empat, mereka memlilih Paradise, Ohio sebagai tempat persembunyian yang baru. Di kota kecil itu, Empat memilih nama John Smith sebagai identitas barunya. Dan seperti sebelum-sebelumnya, John kembali memulai hidup baru dengan orang-orang dan lingkungan yang baru pula, sambil melatih Pusaka Lorien yang dimilikinya.
Sama seperti kisah alien heroik lainnya, John Smith juga punya kekuatan-kekuatan super; berlari secepat kilat seperti Flash, mengendalikan elemen seperti Aang si Avatar, bertenaga Popeye setelah makan bayam dan lainnya. Tapi John malah jatuh cinta pada makhluk lemah ini. Nama gadis itu Sarah. Pirang, cerdas, populer dan semua kekuatan super lainnya yang dimiliki sebagian manusia sempurna. Sarah berhasil membuat John betah tinggal di kotanya dan memutuskan untuk menetap; untuk melawan Mogadorian saat mereka telah menemukannya.
Novel ini ditulis Pittacus Lore. Seseorang di antah-berantah yang mengaku sebagai tetua Loric dari planet Lorien. Ia memberikan sedikit pengantar di akhir buku. Ia tuliskan pengantar itu dalam sebuah surat. Dalam suratnya, Pittacus menjelaskan bahwa ia dan bangsanya membantu manusia dalam pengembangan peradabannya secara samar. Salah satunya dengan cara mengirimkan orang-orang dari planetnya, seperti Lenardo da Vinci, Mozart, Joan of Arc, Thomas Edison, Winston Curchill, Picasso, Ghandi dan Einstein.
Sulit menilai penulis yang disembunyikan identitasnya oleh HarperCollins Publishers ini. Yang jelas, Pit acus sepertinya benar-benar berusaha menjadikan novel berserinya ini menjadi best-seller. Dari pemilihan segmen saja, Pitacus benar-benar pintar. Ia memilih alien berusia belasan tahun dan menyelipkan romansa remaja.
Namun sayang, Pitacus terlalu bersemangat menonjolkan kisah heroik dengan alur yang tidak variatif. Dibandingkan dengan novel-novel serupa, pada dasarnya, I Am Number Four sudah cukup menarik minat pembaca genre fiksi-fantasi. Setahun setelah terbit di New York, buku ini difilmkan oleh produser terkenal Micheal Bay, Sutradara Transformer Series. Seri kedua buku ini telah keluar akhir tahun lalu di sebagian negara. Indonesia sendiri belum.
Novel yang sepenuhnya bercerita tentang kejar-kejaran alien di Bumi adalah pembuka dari seri The Lorien Legacies. “Penuh Aksi!” kata Publishers Weekly dan “The Next Twilight Saga,” kata Yahoo Movie Talk.