Oleh Sri Wahyuni Fatmawati P
BOPM WACANA — Mahasiswa berprestasi (mawapres) bukanlah mahasiswa yang dipersiapkan secara langsung dan cepat. Mahasiswa tersebut harus sudah dipersiapkan dari awal untuk mengikuti ajang ini. Hal ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Keperawatan (Fkep) Dedi Ardinata, Senin (15/4). FKep sendiri tidak mengirimkan perwakilan mahasiswa DIII untuk mengikuti seleksi mawapres tingkat USU.
Dedi mengaku persiapan mawapres bisa dimulai dari jauh-jauh hari sebelum diadakannya seleksi. Menurutnya ini dimaksudkan agar mahasiswa yang ditargetkan untuk menjadi perwakilan memiliki persiapan dan mental yang cukup baik. “Jangan tiba-tiba, nanti dia (mahasiswa –red) kaget,” sahutnya.
Pembantu Dekan (PD) III FKep, Ikhsanuddin Ahmad juga mengatakan di FKep sendiri persiapan mawapres sudah dilakukan setahun sebelum seleksi diadakan. Dari awal pihak fakultas sudah memiliki beberapa nama yang akan ditargetkan untuk mengikuti seleksi mawapres, tinggal bagaimana mempersiapkannya dalam jangka waktu setahun. “Jadi bukan asal pilih, harus ada segala macam persiapan sebelum ikut seleksi,” katanya.
Ditambahkan Ikhsanuddin untuk penjaringan mawapres sendiri berbeda di tiap fakultas. Di FKep sendiri pada tahun lalu mengadaakan lomba menulis karya ilmiah.
Ikhsanuddin mengatakan selain berkewajiban untuk mengikuti seleksi tingkat USU mawapres FKep juga berkewajiban menjadi mentor untuk adik tingkatnya yang kelak akan meneruskan jejaknya. Hal ini bertujuan agar adik tingkatnya lebih mampu mempersiapkan diri. “Karena yang tahu apa kurangnya mawapres terdahulu ya mawapres itu sendiri, jadi dia bisa ajarkan pengalamannya,” pungkasnya.
Di FKep sendiri, Dedi mengatakan fakultasnya sering mengadakan kegiatan yang bertaraf internasional ataupun nasional, baik berupa seminar atau kerja sama. Hal ini dapat membantu mahasiswa untuk menilai sejauh mana kemampuan mahsiswa luar. Dengan begini standarisasi pembelajaran juga akan meningkat. Sehingga mahasiswa juga akan memiliki bekal lebih saat mengikuti seleksi mawapres nanti, baik tingkat USU maupun tingkat nasional. “Jadi standarisasinya sudah tingkat nasional atau internasional bukan lagi hanya sekedar lokal,” tambahnya.