RedaksiOleh: Dewi Annisa Putri
BOPM WACANA | Terkait surat pemberitahuan rektor bahwa mahasiswa harus meninggalkan kampus selambatnya pukul 21.30 WIB, rektor dinilai telah membatasi kreativitas mahasiswanya. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya 2015 Joel Gultom menyampaikan mahasiswa Departemen Etnomusikologi dapat berlatih musik hingga larut malam bahkan pagi. “Jadi itu sama aja mempersempit kreativitas mahasiswa,” tegasnya, Senin (13/3).
Pasalnya mahasiswa hanya bisa berlatih malam hari sebab tidak ingin mengganggu mahasiswa jurusan lain pada siang hari. Ia menjelaskan, waktu perkuliahan biasanya selesai sekitar pukul lima sore sehingga mahasiswa baru memulai latihan sekitar pukul enam sore. Pun banyak mahasiswa yang membuat grup band dan komunitas sehingga harus berlatih secara bergantian. Setiap band dapat berlatih sekitar dua hingga tiga jam.
Sepakat dengan Joel, Mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) 2012 Boy Do Pasaribu juga menolak peraturan tersebut. Menurutnya banyak mahasiswa yang waktu kuliahnya memang padat namun juga aktif berorganisasi. “Kita ini kan harus benar-benar jadi mahasiswa,” ujarnya.
Ia mencontohkan aktivitas akademiknya sendiri yang berlangsung dari pagi hingga sore hari. Kemudian, ia harus pergi ke lahan yang merupakan sarana praktikum hingga malam hari. Setelah itu, ia masih harus membawa hasil berladangnya ke laboratorium untuk diteliti. Lalu ia akan melanjutkan aktivitasnya di Unit Kegiatan Mahasiswa Putera-puteri Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (Parintal) FP. Menurutnya waktu yang tepat untuk berorganisasi adalah malam hari sebab tak ada kegiatan akademik lagi.
Menanggapi ini, Rektor USU Prof Runtung Sitepu mengatakan mahasiswa seharusnya bisa memaksimalkan semua kegiatannya dengan waktu yang telah diberikan. “Sudah cukuplah itu, kalau ada yang belum selesai dilanjutkan lah besok paginya,” ujarnya.
Boy berharap rektor dapat mempertimbangkan kembali peraturan ini sebab menurutnya banyak mahasiswa yang ingin berkembang dan aktif di USU.
