Oleh: Rahmad Alfiansyah Sinurat
BOPM WACANA – Mahasiswa merasa fasilitas USU yang belum memadai di beberapa fakultas tak sesuai dengan nilai Uang Kuliah Tunggal (UKT). Padahal, dalam sistem UKT seluruh biaya kebutuhan mahasiswa selama menjalani kuliah telah diakumulasikan dan dibagi per semester. Demikian disampaikan Aifo Purba, Koordinator Lapangan dalam aksi damai yang dilakukan Solidaritas Mahasiswa USU Melawan (Somal), Kamis (15/9) di Pintu I USU.
Aifo mencontohkan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ruang kuliah masih kurang, sementara di Fakultas Ilmu Budaya ruang kuliah tidak layak pakai karena tidak ada kipas angin, proyektor, papan tulis dan kekurangan bangku. Selain itu, di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tidak tersedia laboratorium yang memadai untuk praktik karena umumnya mengalami kerusakan dan kebocoran pipa gas.
Selain itu, Aifo menuturkan di berbagai fakultas tetap terjadi pungutan liar meski mahasiswa telah membayar UKT. Di antaranya pungutan untuk kartu hasil studi (KHS) berbayar di FMIPA. “Hal tersebut memperjelas ketidakpedulian pihak kampus dalam meningkatkan kualitas pendidikan di USU,” ujarnya.
Dapot Damaskus, Mahasiswa FISIP 2015 sepakat dengan Aifo. Menurutnya, nilai UKT tidak seimbang dengan fasilitas dan sarana kampus yang kurang memadai seperti fasilitas gedung.
Aifo menambahkan, dalam aksi damai tersebut mahasiswa tidak menuntut banyak hal, “Kami hanya menuntut kebijakan rektorat untuk menghapuskan nilai UKT,” tutupnya.