BOPM Wacana

LMID Gelar Pendidikan Dasar I di Medan

Dark Mode | Moda Gelap
Para peserta bersama Ketua Eksekutif Nasional LMDI, Tegar Afriansyah, dalam peresmian status keanggotaan LMDI Kota Medan di Taman Belajar Vlayesha, Senin (27/01/2025). | Sumber Istimewa
Para peserta dan Ketua Eksekutif Nasional LMDI, Tegar Afriansyah, dalam peresmian status keanggotaan LMID Medan di Taman Belajar Vlayesha, Senin (27/01/2025). | Sumber Istimewa

Oleh: Muhammad Rifqy Ramadhan Lubis

Medan, wacana.org – Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID) menggelar Pendidikan Dasar Satu pada 25-27 Januari 2025. Kegiatan yang mengusung tema “Penguatan Kapasitas Politik Progresif Demi Mewujudkan Demokrasi Berkeadilan” ini, berlangsung di Taman Belajar Vlayesha.

Ketua Umum Eksekutif Nasional LMID, Tegar Afriansyah, pada Sabtu (27/01/2025), mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif mahasiswa agar berani mengemukakan aspirasi tanpa harus takut diintervensi. Selain itu, mahasiswa tidak boleh absen dari gerakan sosial dan perjuangan kelas. “Paling menarik dalam Pendidikan Dasar kali ini adalah lokasinya memiliki angka terbesar konflik agraria dan pengeksploitasian buruh yang masif di wilayah Sumatera Utara,” ungkapnya.

Tegar juga mengatakan Pendidikan Dasar ini dirancang untuk membekali para peserta yang notabenenya adalah mahasiswa dengan senjata teori kritis dan tindakan. Selain itu, mampu mengorganisir dan memimpin aksi-aksi melawan segala bentuk ketidakadilan struktural. Para peserta diajak untuk memahami makna politik bukan hanya dimiliki oleh para segelintir pemodal yang memiliki privilege untuk menafsirkan semau mereka. Politik yang ditafsirkan oleh LMID adalah politik kelas atau politik progresif.

“Rakyat yang sering termarjinalkan bukan objek para elite untuk duduk di parlemen, tapi harus juga memiliki kesempatan untuk mewakili diri mereka sendiri tanpa harus diwakili oleh para politisi yang seringkali menipu rakyat,” pungkasnya.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, para peserta tidak hanya menerima materi teoritis tetapi juga terlibat aktif dalam diskusi, simulasi, dan diakhiri dengan mimbar bebas. Menyoroti berbagai ketimpangan struktural yang dialami masyarakat yang termarjinalkan, seperti ketimpangan ekonomi, perampasan lahan, hingga lemahnya partisipasi politik rakyat kecil.

Salah satu peserta, Tama Putra Tarigan, mengatakan agenda ini memperkenalkan pembelajaran yang inovatif karena memadukan antara teori progresif dengan praktik kreatif. “Bagi saya ini sangat berkesan, terdapat sembilan materi yang disampaikan oleh masing-masing pembicara. Selain meningkatkan pengetahuan, juga memberikan penyadaran pergerakan khususnya bagi mahasiswa. Harapan kedepannya safari gerakan tidak akan berhenti sampai detik ini,” ungkapnya.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus