Oleh: Vanisof Krsitin Manalu
Cara suatu daerah mungkin berbeda-beda dalam menyambut kedewasaan, namun satu tujuan yang pasti yaitu disebut dewasa dan siap menerima beban hidup dengan kuat. Meski terbilang ekstrem, tradisi ini masih ada sampai sekarang.
Setiap manusia memiliki tahap dalam hidup. Mulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan tua. Setiap orang mungkin berbeda-beda dalam menyambut perubahan ini. Dari beberapa tahap ini, yang paling banyak diperingati adalah menyambut peralihan masa anak-anak menuju dewasa. Di zaman modern sekarang kebanyakan orang menyebut hari spesial ini dengan istilah sweet seventen sebutan untuk mereka yang telah berusia 17 tahun.
Seperti beberapa daerah di Indonesia yang masih melestarikan beberapa tradisi yang dibilang cukup unik untuk menyambut status dewasa. Seperti suku Nias, seorang pemuda dikatakan dewasa apabila telah berhasil melakukan Fahombo atau lompat batu dengan ketinggian tertentu. Namun untuk saat ini tradisi ini lebih banyak dipertunjukkan saat pergelaran budaya atau menyambut wisatawan.
Sangat jauh dari kata manis dengan perayaan mewah meniru kalangan artis masa kini. Di negara berikut, beberapa suku memiliki tradisi sangat unik bahkan bisa dibilang nyentrik agar dianggap dewasa. Ada yang dipukul, dicambuk bahkan disayat bagian tubuhnya. Semuanya itu dilakukan untuk menguji mental dan fisik dari seseorang sehingga nantinya dapat menjalankan kehidupan dengan tabah dan kuat.
- Bullet Ant Glove, Brazil
Ritual ini dilakukan oleh suku pedalaman Satere-Mawe di pedalaman Amazon. Ketika pemuda ingin dikatakan dewasa maka harus melewati ujian ini. Bullet ant glove dalam bahasa indonesia artinya sarung tangan semut peluru. Pemuda suku Satere akan memasukkan tangannya ke dalam sarung tangan yang sudah diisi semut peluru.
Dikatakan semut peluru karena memiliki sengatan seperti hantaman peluru. Bisa dibayangkan betapa sakitnya ketika semut ini menggigit tubuh kita. Semut peluru dari Amazon terkenal dengan sengatan paling menyakitkan. Kulit akan seperti terbakar dan kemerahan, butuh berhari-hari rasa sakit itu dapat hilang. Ritual ini dapat dikatakan menandai perjalanan hidup pun masa transisi dari anak laki-laki menjadi seorang lelaki dewasa.
Cara melakukan ritual ini adalah awalnya laki-laki berusia 12-16 tahun menelusuri hutan untuk mencari semut peluru kemudian semut yang sudah didapat dimasukkan kedalam sarung tangan yang sudah disiapkan khusus untuk ritual. Kemudian laki-laki akan memasukkan tangannya ke dalam sarung tangan tersebut selama 10 menit.
- Menyayat Perut Wanita, Nigeria
Di Nigeria terdapat Suku Tiv yang melakukan hal mengerikan ini untuk menyambut kedewasaan bagi wanita. Wanita yang diketahui baru haid akan langsung dilakukan tradisi menyayat perut. Setelah haid pertama, wanita dikumpulkan dan mulai disayat perutnya. Dilansir dari merdeka.com penyayatan ini dibuat dengan bentuk memanjang dan wanita yang memiliki empat sayatan baru bisa dikatakan wanita tangguh. Penyayatan ini wajib bagi wanita dan dilakukan tanpa obat bius atau obat pencegahan infeksi. Selain menandakan kedewasaan, penyayatan ini diyakini dapat membuat wanita semakin subur.
- Khitan Suku Mardudraja, Australia
Khitan barang kali sudah sering dilakukan di berbagai dunia. Namun Suku Mardudraja yang merupakan penduduk asli Australia ini melakukan khitan dengan memotong sebagian bahkan semua kemaluan. Berbeda dengan yang ada di Indonesia, proses khitan ini dilakukan dengan membuat api unggun dan menyiapkan sebuah pisau yang sudah diberi mantra. Proses pemotongan tidak disertai dengan pembiusan oleh karena itu seseorang akan merasakan sakit yang luar biasa. Kemaluan yang telah dipotong akan ditelan bulat-bulat oleh pemuda yang dikhitan tersebut.
- Setrika Dada, Kamerun
Payudara merupakan kebanggaan bagi wanita yang sudah beranjak dewasa, namun tidak bagi penduduk Kamerun. Kamerun merupakan salah satu negara di Afrika Barat yang menerapkan tradisi unik untuk menyambut tahap kedewasaan bagi wanita. Seorang Ibu akan menyetrika dada sang anak agar tidak menonjol yang dapat menimbulkan nafsu birahi lelaki. Proses tradisi ini yaitu logam akan dipanggang dalam bara api kemudian diletakkan di dada wanita. Setelah itu wanita akan disuruh untuk memakai korset agar dada terlihat semakin rata.
- Kerik Gigi Khas Suku Mentawai, Indonesia
Banyak cara agar dianggap cantik saat usia mulai dewasa. Seperti yang dilakukan oleh Suku Mentawai ini. Para gadis yang beranjak dewasa akan merasakan ngilu yang tak tertahankan saat dilakukannya kerik gigi ini agar terlihat runcing. Sebab tolak ukur kecantikan wanita pada Suku Mentawai ini adalah memiliki gigi yang runcing. Proses meruncingkan gigi ini memang sangat menyakitkan karena tertua adat melakukannya tanpa ada pembiusan pun alat yang digunakan tidak disterilisasi. Alat yang digunakan untuk mengasah gigi terbuat dari besi ataupun kayu yang telah diasah hingga tajam.