Oleh Malinda Sari Sembiring Rabu, 23 Mei 2012 00:04
Judul : Sebelas Patriot
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Tahun Terbit : 2011
Tebal Buku : 108 halaman
Harga : Rp 41.500
“Jika ada hal lain yang menakjubkan di dunia ini selain cinta, adalah sepak bola.”
Andrea Hirata
Satu lagi novel karya penulisbest seller Tetralogi Laskar Pelangi, Andrea Hirata, Sebelas Patriot diluncurkan pada Juni 2011 lalu. Novel ini terinspirasi dari kehidupan nyata Andrea saat kecil di Belitong, kota kelahirannya.
Novel Ketujuh Andrea ini bercerita tentang cinta seorang anak, pengorbanan seorang ayah, makna menjadi orang Indonesia, dan kegigihan menggapai mimpi-mimpi. Berlatarkan suasana Tetralogi Laskar Pelangi, Ikal kecil menemukan sebuah foto lelaki berseragam sepak bola dengan tropi ditangannya mengusik rasa ingin tahu Ikal yang akhirnya mengetahui cerita masa lalu sang ayah. Mengapa ayahnya berjalan pincang dan dari mana luka tubuh ayahnya berasal.
Ikal pun mencari tahu rahasia foto itu lewat seorang pemburu tua yang ia panggil Pak Cik. Ikal akhirnya mengetahui bahwa dulu sang ayah merupakan pemain sepak bola yang andal. Namun kekejaman Belanda menghentikan karir sepak bola sang ayah.
Dahulu menurut Pak Cik, Belanda selalu membuat perayaan untuk memperingati ulang tahun Ratu Belanda dengan mengadakan berbagai pertandingan olah raga. Namun setiap pertandingan harus dimenangkan oleh Belanda. Bagi pribumi yang tak mau mengalah akan disiksa. Ayah Ikal salah satunya, tanpa peduli perintah Belanda, tetap bermain sebagaimana mestinya. Perlawanan ini kerap dijadikan salah satu bentuk melawan penjajah.
Lewat cerita Pak Cik, Ikal pun semakin semangat untuk mewujudkan keinginan sang ayah yang sempat tertunda, menjadi pemain tim nasional. Posisi sayap kiri pun jadi pilihan Ikal, sama seperti ayahnya dulu. Berbagai cara ia lakukan untuk menjadi pemain sayap kiri yang andal, mulai dari push up dengan bertumpu pada tangan sebelah kiri, menulis dengan tangan kiri, sisir rambut miring ke kiri, hingga melirik pun hanya dengan mata kiri.
Kisah dalam novel berlanjut ke bagian novel ketiga Tetralogi Laskar Pelangi, Edensor. Saat itu Ikal yang mendapat beasiswa ke Perancis bersama sepupunya Arai berencana untuk mengelilingi Eropa dan Afrika. Salah satu tempat tujuan mereka adalah Spanyol. Namun mereka berpisah karena Arai memilih ke Alhambra, sementara Ikal memilih ke Madrid.
Perjalanan Ikal di Spanyol tak berlangsung mulus. Keuangan yang kritis membuat Ikal harus berhemat demi membelikan kaos bertuliskan Luis Figo di toko resmi Real Madrid. Berbagai pekerjaan pun kerap dilakukan Ikal untuk hidup di negeri Matador tersebut. Mulai dari mengamen bersamabackpacker lainnya hingga melamar menjadi pembantu umum untuk latihan tim junior Barcelona.
Mewarnai perjalanannya selama berada di negeri Matador, Ikal bertemu dengan seorang gadis Spanyol penggila bola. Namanya Adriana. Mereka bertemu ketika mampir di toko resmi Real Madrid. Adriana pula yang membantu Ikal untuk menyimpankan kaos Luis Figo sementara Ikal mengumpulkan uang untuk menyenangkan hati ayahnya.
Ikal juga melewati hari-hari bersama Adriana dengan pembicaraan panjang lebar tentang sepak bola Spanyol dan Indonesia. Lewat Adriana pula, akhirnya Ikal dapat menonton pertandingan antara Real Madrid vs Valencia dan melihat langsung idola sang ayah, Luis Figo.
Keseluruhan cerita novel ini masih dikait-kaitkan dengan Tetralogi Laskar Pelangi. Mulai dari tempat, latar, dan penokohan.. Dibandingkan novel-novel Andrea sebelumnya, novel ini masih terlalu biasa karena sebagian besar mengutip kisah-kisah Ikal pada novel terdahulunya.
Untungnya, Andrea tetap lihai dalam menggunakan kata-kata sehingga novel ini menjadi sangat menghibur dengan kelakuan kocak Ikal Kecil demi mewujudkan impian menjadi pemain tim nasional. Untuk menyiasati lembaran yang terbilang sedikit, Andrea menyertakan CD berisi tiga lagu karyanya berjudul, PSSI Aku Datang, Sebelas Patriot dan Sorak Indonesia. Novel ini cocok dibaca semua kalangan, terutama anak-anak untuk mengajarkan patriotisme dan cinta tanah air sejak dini.