Oleh: Adinda Zahra Noviyanti
BOPM WACANA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) USU tidak menggubris spanduk bernada teror yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.
Ketua KPU USU Mahmud Akbar Abidin Damanik mengatakan spanduk teror tersebut menunjukkan kepedulian mahasiswa atas keberadaan KPU USU saat ini. “Alhamdulillah berarti masih ada yang peduli sama kita (KPU USU—red) tapi hari ini KPU USU tidak mau bubur,” ujarnya di Sekretariat KPU USU, Kamis (13/4).
Spanduk bertuliskan “Bubarkan KPU USU” terlihat terpajang di depan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) sejak 12 April. Hingga saat ini belum ada satu pihak pun yang mengklaim spanduk tersebut. Namun, Akbar mengatakan ia sudah mengetahui motif dan pelaku teror spanduk tersebut. Namun ia tidak bersedia memberitahu pelaku dan motif pelaku.
Ia menambahkan teror kepadanya tidak hanya spanduk itu saja. Ia mengaku sering dikirimi pesan singkat dan ditelpon dengan nada ancaman untuk membubarkan KPU USU. “Awalnya sedih kok gada megkritisi KPU USU kayak intimidasi, pecahkan kaca sekret, jegat saya di jalan,” tegasnya.
Ia berharap semakin banyak yang menyampaikan aspirasinya terkait pemira tahun ini. Tetapi dalam bentuk yang resmi seperti audiensi bukannya surat kaleng atau teror-teror tak bertuan.
Yosua YPM, Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya 2014 mengatakan spanduk tersebut memperlihatkan berarti ada yang salah dengan kinerja KPU USU. Misalnya, sosialisasi yang diadakan saat ini masih kurang efektif. “Buktinya, aku enggak tau kapan sosialisasi yang roadshow itu ke FIB,” katanya.
Namun, ia juga menyayangkan spanduk teror tapi tidak bernama. Seharusnya jika memang ada yang salah dengan KPU USU, pelaku langsung audiensi ke wakil rektor I atau langsung ke KPU USU.