RedaksiOleh: Lazuardi Pratama
BOPM WACANA | Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Bisru Hafi mengatakan USU tidak memiliki tanggung jawab terkait persoalan korupsi di tubuh USU. Sikap ini diambil karena orang yang tersangkut korupsi bukanlah institusi, namun oknum. Sikap ini termasuk menyediakan pengacara. “Itu (pengacara—red) tergantung orang yang terkait,” ujar Bisru di ruang kerjanya di lantai III Biro Rektorat, Jumat (12/12).
Namun, Bisru mengatakan USU punya tim hukum tersendiri. Tim hukum tersebut bukan disediakan untuk oknum korupsi melainkan bagian dari struktur USU. Bisru juga mengatakan, sikap USU saat ini adalah tetap menjadi mitra yang kooperatif dengan Kejaksaan Agung (Kejagung). “Seperti saat Kejaksaan datang waktu itu, tetap kita fasilitasi,” katanya.Selain itu, menurutnya USU juga berusaha mengurangi citra buruk universitas ke masyarakat.
Sebelumnya diberitakan, Dekan Fakultas Farmasi Prof Sumadio Hadisahputra, Pejabat Pembuat Komitmen Suranto dan panitia pengadaan Nasrul ditahan Kejagung sebab tersangkut kasus korupsi. Seperti dilansir dari Tribun Medan, Selasa (9/12), oknum lainnya yang ditahan adalah Siti Ombun Purba dan Elisnawaty Siagian yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga.Terkait dua orang terakhir, Bisru mengaku tidak tahu.“Untuk itu saya kurang tahu,” tegasnya.
Diketahui, kasus ini adalah korupsi mengadaan alat farmasi dan alat farmasi lanjutan tahun 2010.Tersangka diketahui melakukan mark up atau membedakan harga jual dengan harga barang sebenarnya serta mengurangi spesifikasi barang.Proyek pengadaan alat farmasi pertama bernilai Rp 25 miliar dan alat farmasi lanjutan Rp 15 miliar. Akibatnya, seperti dilansir jpnn.com, negara diduga rugi Rp 14 miliar.
