BOPM Wacana

Kelompok MKWK Intoleransi 19 USU Tingkatkan Pemahaman Toleransi di SMPN 34 Medan

Dark Mode | Moda Gelap
Kelompok mahasiswa proyek MKWK Intoleransi 19 USU berfoto bersama guru dan kepala sekolah dalam kegiatan sosialisasi di SMPN 34 Medan, Sabtu (1/11/2025). | Sumber Istimewa
Kelompok mahasiswa proyek MKWK Intoleransi 19 USU berfoto bersama guru dan kepala sekolah dalam kegiatan sosialisasi di SMPN 34 Medan, Sabtu (1/11/2025). | Sumber Istimewa

WARTAWACANA – Kelompok mahasiswa proyek Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Intoleransi 19 Universitas Sumatera Utara (USU) sosialisasikan pemahaman mengenai toleransi dan intoleransi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 34 Medan, Sabtu (1/11/2025).

Kelompok MKWK Intoleransi 19 terdiri dari 19 mahasiswa dari berbagai fakultas di USU dengan M. Dafa Al-Khawais Silalahi sebagai ketua kelompok. Proyek MKWK ini didampingi oleh Dr. Rudi Salam Sinaga, S.Sos., selaku dosen fasilitator dan Rafika Zannuri Addini Siregar sebagai mentor.

Ketua Kelompok, M. Dafa Al-Khawais Silalahi, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya memberi pemahaman kepada siswa SMPN 34 Medan mengenai pentingnya toleransi dan bahaya intoleransi bagi kehidupan masyarakat. “Kami ingin siswa memahami bahwa toleransi adalah kunci bagi keberagaman, dan intoleransi harus dicegah sejak dini agar tidak berkembang menjadi konflik di masa depan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, tujuan kegiatan ini berangkat dari masih minimnya pemahaman siswa terkait konsep toleransi dan intoleransi, sehingga perlu diperkenalkan sejak dini agar tercipta lingkungan sekolah yang harmonis dan inklusif.

Metode sosialisasi dilakukan dengan membagi anggota kelompok ke dalam dua kelas, yakni kelas VIII dan kelas IX. Di setiap kelas, anggota kelompok memberi pemaparan materi tentang intoleransi, contohnya dalam perilaku sehari-hari, dan dampak yang timbul apabila dibiarkan. Selain itu, anggota kelompok juga mengadakan berbagai permainan interaktif dan sesi kuis berhadiah untuk meningkatkan antusiasme siswa.

Capaian kegiatan ini terlihat dari meningkatnya pemahaman siswa, menjadi lebih mampu membedakan konsep toleransi dan intoleransi. Para siswa pun dapat menyebutkan contoh perilaku kedua konsep tersebut dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. “Kami juga berharap sekolah dapat terus melanjutkan program edukatif serupa agar nilai toleransi semakin kuat di lingkungan pendidikan,” imbuh Dafa.

Kepala Sekolah SMPN 34 Medan, Ersada Sembiring, S.Pd., M.M., mengapresiasi kegiatan ini karena mampu menambah wawasan siswa dan memperkuat karakter positif di lingkungan sekolah. “Semoga kegiatan ini memberi dampak jangka panjang bagi siswa SMPN 34 Medan, terutama dalam membentuk karakter yang lebih toleran, serta mampu mencegah perilaku intoleran di lingkungan sekolah maupun masyarakat,” ungkapnya.

Komentar Facebook Anda

Advertorial

Artikel ini merupakan produk iklan yang bekerja sama dengan Mitra WartaWacana.

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus