Oleh: Chintya Winda Purba
USU, wacana.org – Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Politik (IMADIP) USU menggelar diskusi publik “Kupas Tuntas Pemilu 2024”. Diskusi ini bertujuan untuk membahas proses berlangsungnya demokrasi terkini dan beban moral mahasiswa sebagai agent of change. Gelaran ini berlangsung di Gedung Aula FISIP USU, Rabu (03/04).
Sebagian besar peserta dalam diskusi tersebut berasal dari kalangan mahasiswa. Rangkaian agenda diskusi ini meliputi pemaparan materi oleh anggota DPRD Kota Medan, Erwin Siahaan dan Dosen Ilmu Politik, Mujahid Widian Saragih.
Erwin mengatakan bahwa kebenaran absolut sangat bergantung pada perspektif individu masing-masing. Namun dalam konteks negara, konstitusi menjadi landasan penting untuk menentukan apa yang benar dan salah. Terkait dengan kasus Pemilu 2024 yang sedang digugat di Mahkamah Konstitusi (MK), pandangan mengenai siapa pemenangnya berbeda-beda, tergantung dari perspektif yang digunakan. “Kalau perspektif 02 mereka menang telak, kalau perspektif 01 beda lagi. Jadi sekarang yang digugat tentunya konstitusi yang berlaku,” ujarnya.
Salah seorang peserta, Otniel Berkat Tatema Zebua, merasa bahwa pelaksanaan Pemilu 2024 mengalami banyak kontroversi mulai dari proses pencalonan presiden, kecurangan yang terstruktur, masif dan sistematis, serta sistem rekap suara yang dianggap bermasalah. “Kondisi ini juga mencerminkan minimnya tingkat demokrasi negara kita karena kurangnya pengetahuan politik masyarakat,” ujarnya.