Oleh: Nurhanifah
BOPM WACANA — Jeffri Wanda, Gubernur Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) bilang mahasiswa perlu tanda pengenal ketika aksi berlangsung. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi aksi yang berakhir ricuh dan mengatasnamakan mahasiswa USU seperti sebelumnya. “Kita gunakan almamater, supaya kita tahu bahwa yang ikut benar mahasiswa USU,” terang Jeffri dalam aksi damai Save USU di depan gedung Biro Rektor, Sabtu (13/5).
Jeffri terangkan seluruh peserta aksi wajib menggunakan jaket almamater untuk mencegah datangnya penyusup. Sekaligus memastikan bahwa aksi akan berlangsung damai dan sesuai dengan rencana.
Gustiyansyah I F, Mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) 2012 sekaligus peserta aksi benarkan hal ini. Ia bilang sudah seharusnya mahasiswa gunakan tanda pengenal ketika aksi berlangsung. Sebab jika terdapat penyusup dalam barisan aksi, nama mahasiswa USU akan tercoreng. “Padahal belum tentu aksi tersebut dilakukan mahasiswa,” ucapnya.
Jeffri menambahkan aksi ini diikuti mahasiswa dari tiga fakultas, yaitu Fakultas Hukum, FISIP, dan FP. Ia juga bilang seluruh mahasiswa yang mengikuti aksi telah didata oleh masing-masing pemerintahan mahasiswa dari tiap fakultas. Ini bertujuan agar jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti ricuh dapat dipertanggungjawabkan.
Selain gunakan jaket almamater, Gusti bilang peserta aksi juga gunakan pita hitam sebagai tanda berkabung atas aksi mahasiswa yang sebelumnya berakhir ricuh.