BOPM Wacana

Ekspedisi Kapsul Waktu, PNGAK Minta Masyarakat Isi Impian Sumut

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Santi Herlina

Ferlin H Nainggolan (kiri), pemateri diskusi menjelaskan tentang tujuh impian Sumut pada 2085 dalam kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) di Gedung Bina Graha lantai II Kantor Bappeda Sumut, Jumat (25/9). Kegiatan ini | Santi Herlina
Ferlin H Nainggolan (kiri), pemateri diskusi menjelaskan tentang tujuh impian Sumut pada 2085 dalam kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) di Gedung Bina Graha lantai II Kantor Bappeda Sumut, Jumat (25/9). Kegiatan ini dalam rangka HUT NKRI ke-70. | Santi Herlina

BOPM WACANA — Panitia Nasional Gerakan Ayo Kerja (PNGAK) minta masyarakat mengisi kertas berisi harapan dan impian untuk Sumatera Utara (Sumut) tujuh puluh tahun ke depan dalam kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) bertema Ekspedisi Kapsul Waktu, Indonesia Melintasi Waktu 2015-2085. Hal ini disampaikan Ferlin H Nainggolan, Staf Ahli Gubernur Sumut sekaligus pemateri diskusi di Gedung Bina Graha lantai II Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Sumut, Jumat (25/9).

Ferlin katakan hasil pengisian kertas tersebut dirumuskan dalam tujuh impian serta harapan Indonesia dan Sumut tahun 2085. Hal ini bertujuan merumuskan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka, bersatu, adil, dan makmur sebagai cita-cita bangsa untuk Indonesia, khususnya Sumut.

Tujuh impian itu meliputi koruptor dihukum mati, pendidikan gratis, guru diberdayakan negara, membangun fasilitas yang diperlukan masyarakat dan infrastruktur memadai, membangun sektor ekonomi dengan membangun lapangan pekerjaan, pemimpin tidak boleh berjarak dengan masyarakatnya, meningkatkan pariwisata dan potensi daerah, dan NKRI utuh sampai akhir zaman (harga mati).

Ferlin katakan tujuh impian didapatkan dari kertas yang disebar kepada masyarakat, seperti cendikiawan, budayawan, lembaga swadaya masyarakat, partai politik, pers, beserta elemen lain di Sumut. Kertas ini dibagikan kepada masyarakat di Lapangan Merdeka Medan, Lapangan Stadion Teladan Medan, dan Desa Patumbak, Deli Serdang.

Miftahul Husna, salah satu peserta diskusi dari Media Kreatif, Politeknik Negeri Medan katakan kecewa dengan pembahasan tujuh impian ini. Sebab, tujuh impian tersebut hanya sekadar harapan yang dicacat saja. “Ini hanya sekadar statement mimpi, dan enggak ada implementasi yang ditawarkan. Cukup kecewalah,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Ferlin bilang catatan impian yang dicatat dan dikumpulakan akan dijadikan cerminan untuk mewujudkannya, “Kita harus tahu terlebih dahulu masalahnya, baru berangkat dari masalah tersebut untuk mewujudkannya,” tukasnya.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4