Oleh: Vanisof Kristin Manalu
BOPM WACANA—Media punya peranan penting dalam mengedukasi masyarakat tentang agama leluhur. J. Anto, Penulis dan Pengamat Media mengatakan saat ini banyak masyarakat yang memiliki pandangan miring atau negatif mengenai kepercaayaan leluhur.
“Maaf kata, ada yang bilang penyembah Sipelebegu (penyembah setan-red). Padahal kan bukan?,” katanya, saat acara Media Briefing yang diadakan oleh Aliansi Sumut Bersatu, Rabu (29/11).
Anto mengungkapkan saat ini pengguna media sangat tinggi dan kebanyakan masyarakat mengkonsumsi pemberitaan lewat media oline, surat kabar atau media sosial. Untuk itu seharusnya sebuah media punya kesempatan yang besar untuk menyebarluaskan fakta mengenai kepercayaan leluhur.
Media harus mampu mencari dan memberikan fakta mengenai budaya leluhur. Bahwa masyarakat yang menganut kepercayaan ini sama dengan masyarakat lainnya. Anto sampaikan ada yang memuat berita tentang kepercayaan leluhur tapi dengan nuansa prasangka dan labeling.
Ia menyampaikan hak masyarakat yang menganut kepercayaan leluhur ini sudah sangat lama dimarginalkan. Contohnya pengosongan kolom agama pada kartu tanda penduduk (KTP) yang berujung pada permasalahan administratif lainnya. Selama ini penganut kepercayaan leluhur tidak pernah dicantumkan di KTP.
Rosni Simarmata, penganut kepercayaan Ugamo Bangso Batak membenarkan apa yang disampaikan oleh J. Anto. Ia katakan bahwa selama ini banyak sekali tindakan diskriminatif yang dialaminya. “Padahal kami juga menyembah Tuhan-nya,” katanya. Ia ungkapkan bahwa dirinya siap menjelaskan kepada media mengenai kepercayaan yang dianutnnya.