Oleh: Febyana Siagian
Peti mati itu diangkat
Dibawa menuju pelarungan
Tanpa tangisan
Tanpa jeritan
Hanya tatapan kosong bagai hilang arah
Langkahnya terseok-seok sambil memeluk foto
Setelah sakramen
Barulah ia menjerit rintih
“Haruskah aku ikhlas?” tanyanya pada siapa pun di sana
Tak ada yang menjawab
Semua diam, membisu, ikut kehilangan
Semua terasa kosong setelahnya
Meraung dan memohon semua kembali
Seperti doa tanpa jawaban