Oleh: Febri Rahmania

BOPM WACANA | Tumpukan sampah plastik mulai mengancam Bumi. Tiap satu menit, kurang lebih satu juta sampah plastik dihasilkan penduduk bumi. Setara dengan menghabiskan 120 miliar barel minyak per hari, sebab produksi plastik tak lepas dari penggunaan bahan bakar dalam jumlah besar. “Sebabnya tak lepas dari kebiasaan manusia dalam mengkonsumsi plastik,” ungkap Raka, relawan Gerakan Diet Kantong Plastik dalam sosialisasi bahaya sampah plastik di American Corner USU, Selasa (22/4).
Ditambahkan Raka, sampah plastik yang sulit terurai di tanah juga mencemari laut. Sampah-sampah plastik mengendap di dasar samudera dan dimakan oleh hewan-hewan laut. “Hewan-hewan di laut bisa mati,” ungkap Raka.
Pemerhati lingkungan dari komunitas pencinta lingkungan Green Generation, Gina Abercrombie bilang, peneliti Green Generation telah temukan satu area seluas 1700 km di samudera Atlantik yang dinamai Great Atlantic Plastic Garbage. Area ini dipenuhi sampah plastik mengapung di lautan. “Sama luasnya dengan jarak Jakarta ke Vietnam,” ujarnya.
Untuk itu Gina mengajak segenap pihak terutama pelajar dan mahasiswa untuk mulai lakukan Diet Kantong Plastik. Salah satunya dengan cara mengurangi pemakaian plastik dalam kehidupan sehari-hari. Ia bilang masyarakat dapat memulai dari hal-hal sederhana, misalnya dengan membawa botol minum sendiri dari rumah, sehingga tak perlu beli air minum kemasan.
Vina, mahasiswa FMIPA 2008 yang juga ikuti sosialisasi tersebut, soroti budaya masyarakat yang sudah sangat tergantung terhadap plastik. Meski begitu ia optimis masyarakat Indonesia secara perlahan dapat kurangi pemakaian plastik. “Sebelum ada plastik pun manusia bisa hidup,” pungkasnya. Ia berharap hal ini dapat dimulai dari lingkungan kampus USU, misalnya dengan adakan gerakan USU bebas sampah plastik.
Sosialisasi ini dilakukan via video live conference bersama perwakilan mahasiswa dari USU, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Negeri Tanjungpura (UNTAN), Pontianak.
Sosialisasi ini juga dilaksanakan dalam memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April.