Oleh: Tantry Ika Adriati

BOPM WACANA | Awaluddin Thayab, Sekretaris Umum Ikatan Alumni (IKA) USU berpendapat keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof Mohammad Nasir dalam menyelesaikan masalah USU selama satu tahun ini menguntungkan pihak Prof Zulkfli. “Tindakan menteri mengarah ke kubu Zulkifli,” terangnya, Rabu (20/1).
Awaluddin bilang keberpihakan menteri ini, ia lihat dari keputusan menteri dengan membatalkan secara sepihak usulan anggota Majelis Wali Amanat (MWA) 2014-2019 tahun lalu, yang mana sebagian besar anggota MWA berasal dari kubu Prof Runtung.
Setelah itu menteri putuskan sistem pemilihan one man one vote dan membatalkan one man multivote dalam proses pemilihan ketua MWA. “Ini salah satu cara menghindari intervensi politik,” jelas Awaluddin. Sebab, jika sistem one man multivote terpilih, menteri tak akan punya hak 35% suara sebagai anggota MWA. Jika hal itu terjadi, kubu dengan suara terbanyak akan menang di setiap keputusan yang diambil dalam rapat MWA.
Selain itu, dengan ditetapkannya Sofyan Ras sebagai ketua umum IKA USU, dalam hal ini IKA USU juga ikut mengusulkan Prof Todung Mulya Lubis sebagai Ketua MWA. Akhirnya menteri tetapkan Prof Todung sebagai Ketua MWA, bukannya Prof Chairuddin Panusunan Lubis. Hal ini juga menguntungkan pihak Prof Zulkifli, sebab sebagian besar kubu Prof Zulkifli mengusulkan Prof Todung. Terakhir, dengan terpilihnya Fahmi Natigor sebagai Sekretaris MWA yang juga dipilih oleh kubu Prof Zulkifli.
Meskipun begitu, Awaluddin tak berpikir menteri akan memilih Prof Zulkifli sebagai rektor. Sebab menurutnya menteri pasti punya pilihan sendiri. Mengenai kubu-kubu dalam anggota MWA ini Awaluddin tak punya bukti pasti, ia hanya bisa melihat berdasarkan kejadian yang terjadi di USU belakangan. “Kubu ini terasa ada, terkatakan tidak,” katanya. Hal ini karena proses yang terjadi sebenarnya sudah sesuai dengan statuta USU.