Oleh: Erista Marito Oktavia Siregar
BOPM WACANA — Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) USU berencana menyampaikan empat tuntutan dalam aksi yang batal digelar malam ini di Pintu 1. Empat tuntutan tersebut merupakan tindak lanjut dari aksi yang dilakukan kemarin.
Abdul Rahim, Wakil Presiden Mahasiswa USU mengatakan tuntutan pertama yang disampaikan adalah menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurut Rahim, mahasiswa perlu menaruh perhatian terhadap hal ini karena kenaikan BBM akan merugikan mahasiswa. “Kenaikan BBM salah satunya akan merugikan mahasiswa karena semua bahan kebutuhan akan naik juga, mengingat uang kuliah juga naik,” ungkap Rahim.
Tuntutan kedua adalah tindakan kepolisian yang lepas tangan terhadap keamanan kampus. Rahim mengatakan, aparat kepolisian yang harusnya menjamin keamanan kampus dan mahasiswa tidak efektif lagi. “Kita bisa lihat semalam saat terjadi aksi, aparat kepolisian tidak menaruh perhatian untuk menjaga keamanan kampus,” tambah Rahim.
Selain tuntut kenaikan BBM dan keamanan dari kepolisian, KBM USU juga menuntut untuk menghentikan tindakan represif preman terhadap mahasiswa. Lasron Sinurat, Ketua Kelompok Diskusi dan Aksi Solidaritas yang tergabung dalam KBM USU mengatakan tindakan represif preman terhadap mahasiswa perlu dihentikan. Menurutnya, ada preman yang menyamar menjadi masyarakat dan melakukan provokasi.
Tuntutan yang terakhir adalah untuk mengkritisi keamanan di USU. Rahim menambahkan, keamanan di USU sangat kurang. Menurutnya satuan pengamanan (satpam) yang ada di USU hanyalah formalitas. “Keamanan USU perlu diperhatikan, mahasiswa merasa tidak aman walaupun ada satpam. Buktinya, semalam saat terjadi aksi, semua orang bebas masuk ke kampus,” pungkasnya.
Aksi yang direncanakan KBM malam ini batal digelar disebabkan adanya peringatan dari petugas satuan pengamanan USU. Peringatan itu diberikan sekitar pukul 20.00 WIB saat KBM sedang mengumpulkan massa di sekretariat Pemerintahan Mahasiswa USU. Namun sebagian dari massa tetap melanjutkan aksi di Pintu 1.