Oleh: Nikyta Ayu Indria
Dairi, wacana.org/arsip – Agus SupratmanProduser CNN Indonesia Koresponden Medan mengatakan jurnalisme sains merupakan sebuah pengemasan berita mengenai ilmu pengetahuan secara sederhana dan mudah dicerna.
“Kalau cuman nulis kita yang mengerti, yang baca tidak, kan gagal orang awam bertambah ilmunya,” ujarnya saat mengisi materi di Kemah Kerja Pelatihan Jurnalistik di Camping Ground Taman Simalem Resort, Rabu (13/12).
Agus mengatakan jika orang mengambil sebuah kebijakan bernuansa ilmu pengetahuan lalu ditulis dengan mudah dimengerti, pembaca akan tertarik mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tersebut.
Agus menambahkan mahasiswa mempelajari ilmu pengetahuan di bidang masing-masing. Oleh karena itu, jurnalisme sains menjadi berhubungan dengan akademis sebab masing-masing punya spesifik pembelajaran di kampus. “Sekarang proses menjadi pembelajar di dunia sains,” katanya.
Tidak hanya jurnalis yang menerapkan jurnalisme sains, para ilmuwan juga bisa menerapkan. Karena ini merupakan bidang keahliannya, maka penulis diharapkan juga menurunkan kemampuan ilmu yang dimiliki agar orang mengerti.
Nabila Afifah, Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya 2016 mengatakan jurnalisme sains sangat penting karena setidaknya mahasiswa dapat menerjemahkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat awam. “Membantu bagi yang tidak tahu,” ujarnya.