Oleh: Dewi Annisa Putri
Sedia ia tunggal
Menyala lagi urip serupa wahid
Lamun melanglang ganda dan bertukar kisah di antara
Tiada seorang layak pirsa, perkarakan
Ia bercabang sedan lalu gelak di ruang monokrom
Sarwa-sarwa menghakimi seonggok rangka
Ia erak
Tidur lelap dan mekar lalu hirap
Hanya ia mesti beri penjelasan walau tak utuh merasa
Dan terdengar kata sarwa-sarwa: Edan-Gedeng-Sakit-Majenun!
Dara hidup senantiasa dipintal gamam
Pekiknya: apa laik putih tulang saja!
O.. walakin.. hidupnya berdua
Takkan lebur sorang
Meski.. di dalam merah dan biru lalu gelap
Seluruhnya mengabur hingga sisa monokrom