Oleh: Charis Qoheleth Halomoan Sitompul
BOPM WACANA – Ikatan Mahasiswa Karo Erkaliaga Fakultas Hukum USU menampilkan berbagai kegiatan bertajuk seni dan budaya Karo dalam acara Gendang Guro-Guro Aron, 17-18 November 2017 di Wisma Halilintar Kilap Sumagan, Jl. Jamin Ginting, Simpang Selayang, Medan.
“Kegiatan ini sebagai wadah pemuda Karo lebih mencintai Gendang Guro-Guro Aron pun kebudayaan Karo lainnya,” Danis Surbakti, Ketua Panitia Gendang Guro-Guro Aron, Sabtu (17/11).
Selain itu, kegiatan ini mempererat tali persaudaraan pemuda Karo khususnya di Medan. Sebab, banyak pemuda Karo tidak memahami lagi silsilah marga dari leluhur. Pun, sama halnya dengan bahasa Karo.
Gendang Guro-Guro Aron adalah budaya Karo yang ada sejak zaman dinasti Lingga di tanah Karo. Acara ini awalnya dilakukan sekali setahun untuk menyambut panen raya. Namun, karena zaman semakin berkembang, kini Gendang Guro-Guro Aron hanya dijadikan acara tahunan rutin agar budaya tersebut tidak hilang.
Acara ini dibuka pukul 20.00 WIB dengan tarian Karo Gendang Pengalo-ngalo oleh Sanggar Nggara Simbelin. Pun, IMKA FH menampilkan lima tarian dari Karo yaitu Nande Bapa Aron, Piso Surit, Landek Sadatan Bapa Aron dan Nande Aron, Landek Aron Beru Silima, serta Tarian Adu Perkolong-kolong. Acara ditutup pukul 06.00 WIB.
Danis menambahkan, acara ini dimeriahkan artis daerah Karo seperti Romello Purba, Antha Pryma Ginting, dan Efy Ejayanti br Tarigan.
Ia berharap melalui acara ini dapat mempertahankan budaya Karo yang semakin terkikis dan lebih memperkenalkan budaya Karo kepada masyarakat luas. Pun, dapat memberi andil lah dalam sektor pariwisata. “Kan banyak juga turis yang tertarik dengan budaya Karo,” pungkasnya.
Bakti Surbakti (62), pengunjung mengatakan sangat menyukai acara ini karena menurutnya bisa melihat semangat pemuda Karo terkhusus mahasiswa dalam mempertahankan budaya Karo yang sudah terkikis. Ia sangat mendukung acara ini dan berharap konsisten dilakukan. Ia berpesan kepada pemuda Karo untuk selalu menjaga kebudayaan mereka seperti tarian dan bahasa Karo “Untunglah ada kegiatan kek gini,” tutupnya.