
Oleh: Mila Audia Putri
Medan, wacana.org – Yayasan Srikandi Lestari (YSL) menggelar seminar bertajuk “Perlindungan Hak-Hak Masyarakat untuk Mendorong Pemerintah Mengimplementasikan Kebijakan yang Mendukung Transisi Energi Inisiatif Penyelamatan Sumber Energi Bersih”. Seminar ini berlangsung di Ayam Penyet Jakarta, Medan Sunggal, Senin (25/8/2025).
Direktur YSL, Sumiati Subakti, menyampaikan seminar bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya transisi energi bersih di kalangan instansi pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Kami juga mendorong kerja sama dan strategi implementasi antara instansi pemerintah dan organisasi non-pemerintah, untuk merumuskan kebijakan yang mendukung penggunaan energi bersih,” ujarnya.
Selain narasumber dari YSL, turut hadir narasumber dari Walhi Sumut, Green Justice Indonesia, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sumut. Acara juga dimeriahkan oleh penampilan dari warga Pangkalan Susu, berupa musikalisasi puisi menyuarakan keresahan yang mereka alami.
Sumiati juga menyebutkan, kawasan yang terdampak akibat berkurangnya energi bersih adalah kawasan sekitar PLTU Batu Bara. Sebanyak 914 masyarakat keluhkan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. “Dampak yang dirasakan masyarakat di kawasan PLTU, salah satunya adalah kondisi pertanian masyarakat yang kian mengenaskan,” ujarnya.
Salah satu peserta asal Desa Kwala Langkat, Syahriel, turut merasakan langsung dampak buruk dari PLTU Batu Bara, saat melakukan investigasi di Pangkalan Susu. Ia turut prihatin melihat kondisi lingkungan di kawasan tersebut. “Daun saja kalau dipegang warna hitam seperti serbuk kaca, yang mana kalau dihirup akan merusak paru-paru,” ungkapnya.