Oleh: Adinda Zahra Noviyanti
BOPM WACANA – Universitas Sumatera Utara (USU) mengirim delapan mahasiswa pada program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air (Permata). “Mereka akan berangkat Senin (3/9) pagi,” ujar Kepala Subbagian Kesejahteraan Mahasiswa Effendi Manurung, Kamis (30/8) di Gedung Biro Rektor USU.
Effendi mengatakan Permata merupakan program dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristek-Dikti) yang bertujuan untuk memperkenalkan sosial budaya serta karakter universitas. Saat ini ada lima universitas yang bermitra yaitu USU, Universitas Airlangga, Universitas Hasanudin, Unversitas Padjadjaran, dan Universitas Samratulangi. Jurusan yang dikirim sesuai permintaan dari masing-masing universitas dengan kuota delapan mahasiswa.
Mereka akan mengikuti perkuliahan di masing-masing kampus selama satu semester. Selama itu pula mereka akan diberi uang saku dan tempat tinggal yang ditanggung oleh Kemenristek-Dikti. “Mereka seperti penerima beasiswa Bidikmisi, dapat rumah, uang saku sebesar 3,6 juta untuk satu semester ditambah lagi dengan akomodasi sepenuhnya ditanggung,” jelasnya.
Effendy berharap mahasiswa mampu mengetahui proses belajar mahasiswa di luar USU begitupun dengan sosial budaya, atau pariwisata daerah. Meski Permata tidak terlalu terlalu mementingkan akademik ia berharap mahasiswa program Permata tetap bisa menjaga nilai akademiknya.
Menanggapi hal ini Mahasiswa Program Permata Muarif Chairul Alwi Ritonga berharap dapat membanggakan nama jurusan, fakultas, serta USU di universitas yang mereka tuju. “Selain itu juga mampu menempatkan diri di kampung orang,” pungkasnya.
Perlu diketahui delapan mahasiswa tersebut yaitu Fatimah Azzahra (Fakultas Kesehatan masyarakat 2016), Doni Ananda (Fakultas Keperawatan 2016), Alvina Suci Pratiwi Nst (Fakultas Pertanian 2016) dan Mulia Raja Napitupulu (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2016). Selain itu juga ada Muarif Chairul Alwi Ritonga (Fakultas Pertanian 2016), Nadya Rozan Tika Putri (Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2015), Muhammad Aldi Ginting (Fakultas Hukum 2017) dan Muhammad Fadri (Fakultas Hukum 2016).