Oleh: Amelia Ramadhani
Megah, mewah dan wajah rupawan
Kasta tertinggi, disoroti bahkan diagungkan
Prestise?
Jangan ditanya, bolehlah ia bertepuk dada
Langkah demi langkah, akupun berlalu
Yang ini masih setara, tertata rapi dan anggun
Aku berdecak kagum, “bagus nian.”
Akhirnya keluar juga pujian itu
Dengan mata yang sedikit nakal
Aku berpaling, berpaling ke sisi lainnya
Aku tak percaya, kukedipkan mataku
Tetap sama
Kupejamkan selama satu menit
Tak berubah sedikitpun
Ini apa? Dimanfaatkan atau tidak ya?
Kursinya ada, tapi mejanya dimana?
Mahasiswanya? Wow banyak juga
Ternyata inilah yang namanya kampus belakang
Megah, iya memang
Tapi hanya topengnya saja
Sebagai lambang, sebagai tanda
Ini lo, kampus ketiga di negeriku
Bagus di depan miris di belakang
Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU 2013.