Oleh: Apriani Novitasari
Kaki-kaki jenjangmu berjalan menyusuri bibir pantai
Kau bisa melihat, mendengar dan merasakan
Melihat sejauh mata memandang: hanya air biru
Suara deburan ombak yang memenuhi pendengaranmu
Merasakan angin pantai yang menerpa wajahmu
Namun, mendadak kesepian merasuk memenuhi jiwamu
Tersadar, kau sendiri di sini
Tak berkawan
Tak apa, toh kau tak butuh seorang teman
Tepukkan hangat di bahu kiri memaksamu menoleh
Seorang gadis kecil beriris biru tersenyum manis padamu
Terpaku sejenak
Kau menahan napas, jantungnya berdetak jauh lebih cepat
Si gadis kecil perlahan mengulurkan tangan
Kau makin ketakutan, ingin lari namun tubuhmu seperti mati rasa
“Teman,” kata si gadis kecil
Kau terdiam, kemudian berlari menjauhi si gadis kecil
Sepuluh langkah setelahnya kau berbalik
Si gadis kecil sudah tak ada
Tadi hanyalah ilusi, logikamu
Walau logika menolak tapi jauh di dalam hatimu kau tahu
Bahwa si gadis kecil tadi adalah sosokmu tujuh tahun yang lalu