Oleh: Randa Hasnan Habib
BOPM WACANA – Satuan Tugas (Satgas) Anti-Hoax Pemerintahan Mahasiswa (pema) USU masih bekerja secara manual sebab Pema USU belum memiliki sistem khusus menyaring konten hoax baik secara langsung maupun media sosial. “Kalau mencari kami belum punya sistem. Kami masih menerima apa yang tampak,” ungkap Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Arjuna Danu Fauzi, Rabu (6/3).
Ia mengatakan Satgas anti-hoax masih mengacu kepada isu yang tampak dan melaporkannya ke Satgas. Kemudian Satgas akan melakukan klarifikasi dengan konfirmasi langsung secara manual ke sumber yang bersangkutan. “Misalnya tentang USU kan bisa langsung dikonfirmasi,” ujarnya kemudian akan diklarifikasi dan publikasi di media Pema USU.
Sayangnya sejak dideklarasikan, Satgas Anti-Hoax baru sekali melakukan klarifikasi atas hal yang mereka anggap adalah hoax, yaitu klarifikasi Pema USU atas isu netralitas Pema USU. “Sejauh ini masih itu,” ujarnya.
Danu mengatakan dalam menangani hal tersebut, dalam waktu dekat Pema USU berencana membuat sebuah aplikasi berbasis android yang berfungsi untuk pengaduan dan pencegahan hal-hal berbau hoax serta wadah aspirasi mahasiswa.Ia berharap semoga Satgas Anti-Hoax ini dapat menjaring semua isu hoax terutama di kampus terlebih di tahun politik saat ini.
Gubernur Fakultas Ekonomi dan Bisnis Edelis David Maulana Ginting mengatakan melihat maraknya isu-isu hoax di tahun politik, Satgas Anti-Hoax seharusnya bukan hanya sekedar ajang klarifikasi masalah internal Pema USU tapi isu eksternal juga.
Ia berharap semoga Satgas Anti-Hoax tersebut bukan hanya penetralan isu internal tetapi lebih dari itu dalam masyarakat Satgas Anti-Hoax tersebut dapat bekerja. “Semoga tidak hanya sekedar nama tapi betul-betul berbuat nyata. Bukan hanya mahasiswa tetapi yang paling utama adalah masyarakat,” ujarnya.